Generasi Z dan Milenial Cemas dengan Penampilan—Ini 3 Tips agar Tak Bermasalah di Kantor

Setelah tahunan pakai baju santai zaman pandemi dan atasan bagus untuk rapat Zoom, banyak karyawan bingung apa yang pantas dipakai sekarang mereka sudah kembali ke kantor. Semua generasi bingung, tapi Gen Z paling susah, sampe banyak yang tanya manajer buat tips gaya.

Sekitar 78% pekerja butuh panduan soal pakaian kerja, menurut data terbaru dari perusahaan solusi kerja IWG. Tapi Gen Z butuh bantuan terbanyak, 94% cari saran pakaian kerja, dibanding milenial (84%), Gen X (70%), dan baby boomer (61%). Kebingungan Gen Z mungkin karena mereka baru di kantor, banyak yang mulai kerja dari rumah.

“Wajar generasi dengan pengalaman kerja paling sedikit punya pertanyaan terbanyak soal pakaian kantor,” kata Diana Tsui, stylist yang kerja sama dengan IWG, ke Fortune. “Ada pergeseran besar dalam cara semua generasi memandang pakaian kerja.”

Tapi karena lebih dari separuh pekerja di tiap generasi cari tips fashion kantor, perubahan aturan bikin banyak orang ragu. Kurangnya kejelasan sampe bikin stres—pekerja alami kecemasan soal pakaian kantor 7 kali sebulan.

Gen Z dan milenial hampir 3x lebih khawatir soal pakaian dibanding baby boomer, jadi mereka tanya atasan. Sekitar 30% Gen Z minta saran ke manajer, dibanding Gen X (14%) dan boomer (10%). Daripada nanya langsung, mereka bisa ikut saran Tsui: amati gaya atasan dan tiru.

Tips buat Gen Z: tiru atasan dan jangan berlebihan

Gen Z populerkan tren fashion baru di kantor, kayak gaya “office siren”: gaya korporat 1990-an tapi “ngelanggar batas yang diterima.” Ini variasi dari power-dressing, tapi elemen kayak leher rendah atau rok pendek bisa bikin dipanggil HR. Data tunjukkan banyak Gen Z udah dipecat karena pakaian tak pantas, nambah stres mereka.

MEMBACA  Vietnam Menemukan 1,4 ton ketamin saat polisi membongkar pabrik obat sintetis terbesar di negara tersebut.

Tapi ada cara biar Gen Z hindari stres pilih baju pagi-pagi:

“Pakaian kerja gak akan kembali ke zaman jas-dasi, meski bisa dicoba sesekali,” saran Tsui. “Lihat industri Anda dan sesuaikan kode berpakaian dengan selera pribadi.”

Tsui kasih 3 tips utama buat karyawan muda:

– Tiru atasan: Lihat gaya rekan lebih senior di kantor atau Zoom. Gak harus kopi persis, tapi pahami suasana berpakaian.
– Ekspresikan diri dengan batas: Di lingkungan konservatif, mainkan proporsi buat percantik baju kantor. Sepatu besar atau anting unik bisa bikin gaya lebih menarik.
– Jangan terlalu terbuka: Pakaian terlalu ketat atau terbuka “biasanya masih dianggap tak pantas,” jadi hindari yang terlalu sexy.

Kenapa semua orang bingung soal pakaian kerja

Gak cuma Gen Z yang bingung. Pakar bilang pandemi COVID-19 jadi titik balik besar buat pakaian kerja. Sekarang karyawan kembali ke kantor tapi gak tau cara lepas celana santai. Tsui bilang perusahaan harus beri panduan jelas biar pegawai gak stres.

“Pergeseran dari norma tradisional ke kebijakan lebih fleksibel butuh panduan modern,” jelasnya. “Perusahaan harus beri kejelasan soal ekspresi diri vs profesionalisme di lingkungan kerja baru.”

Dengan 4 generasi di kantor—Gen Z, milenial, Gen X, baby boomer—wajar ada perbedaan gaya besar.

Tapi pakar HR setuju beberapa tren bakal tetap: sneakers dipakai, dasi dan heels mulai hilang, dan jangan pakai celana pendek.

Terkadang gaya santai bikin blur batas pantas, tapi Tsui bilang kalau di-styling benar, karyawan bisa tetap profesional.

Karyawan muda juga bisa kurangi stres dengan punya “seragam kerja.” Gen Z dan milenial paling banyak punya gaya standar (59%), dibanding boomer (53%). Ini tren generasi muda buat kontrol karier dan hindari pikirkan baju baru tiap hari.

MEMBACA  Tesla Luncurkan Model S dan X Baru dengan Perubahan Desain Minimal dan Harga Lebih Tinggi