CEO OpenAI, Sam Altman, sangat ragu tentang kuliah sampai-sampai dia pikir anaknya nanti gak akan kuliah.
Dia sendiri dulu keluar dari Stanford University tahun 2005. Sekarang dia jadi miliarder dan sering kasih saran ke anak muda buat gak cuma fokus di pendidikan formal. Dia bilang, gak harus ikutin jalan biasa. Altman juga pernah bilang kalo keputusan dia berhenti kuliah gak terlalu spesial karena dia masih bisa balik kalo gagal.
Sudah lebih dari 10 tahun, Altman selalu ingetin anak muda buat gak kuliah kalo gak punya proyek serius atau ketemu orang-orang ambisius.
"Banyak orang salah ngerti soal risiko—misalnya, kuliah keliatan aman. Tapi, ngabisin 4 tahun produktif tanpa hasil sebenernya cukup berisiko," tulis dia di blog tahun 2013.
Dalam wawancara sama komedian Theo Von di podcast This Past Weekend, Altman ngomong kalo anaknya "mungkin gak" bakal kuliah.
Di dunia di mana anak muda tumbuh dengan teknologi canggih kayak AI, Altman bilang generasi depan, termasuk anaknya, gak akan lebih pintar dari AI. Mereka juga gak akan kenal dunia di mana produk dan layanan gak lebih cerdas dari manusia. Ini bakal ubah sistem pendidikan.
"Di dunia itu, pendidikan bakal beda banget. Sekarang aja kuliah udah gak efektif buat banyak orang. 18 tahun lagi, bakal berubah total," katanya.
Meski khawatir sama dampak teknologi buat perkembangan anak—khususnya video pendek yang bikin ketagihan—Altman justru lebih khawatir sama orang tua yang harus beradaptasi sama AI.
"Anak-anak pasti bisa nyesuain. Tapi kalo lu udah 50 tahun dan harus belajar cara kerja baru, itu susah," ujarnya.
Altman ngasih contoh zaman Google muncul pas dia SMP. Dulu ada yang bilang pendidikan bakal gak berguna. Sekarang, ada yang bilang hal sama soal AI. Tapi Altman gak setuju. AI cuma alat buat bikin ide lebih baik dan bikin hal-hal baru.
"Kayak kalkulator dulu, ini cuma alat baru di rantai alat yang udah ada," katanya.
Tapi, Altman ngaku gak ada yang tau pasti pekerjaan macam apa yang bakal ada di masa depan. Bahkan, pekerjaannya sebagai CEO perusahaan AI aja dulu gak kebayang.
Tapi dia optimis karena manusia punya sifat sosial, kreativitas, dan keinginan buat naikin status sosial.
"Orang zaman Revolusi Industri mungkin mikir kerjaan sekarang gak nyata. 100 tahun lagi, kita mungkin mikir hal yang sama. Tapi itu bagus. Artinya kita semua berkontribusi buat kemajuan manusia," kata Altman.