Judul: Jumlah Pemilih Rendah dalam Pemilu Munisipal Togo Setelah Protes Mematikan (Berita Pemilu)

Keamanan diperketat di Lome di tengah kemarahan publik atas tuduhan upaya Gnassingbe mempertahankan kekuasaan.

Togo menggelar pemilihan lokal ditengah laporan sikap apatis pemilih, setelah negara itu diguncang protes berdarah bulan lalu.

Tempat pemungutan suara di ibukota Lome sepi pada Kamis. Partisipasi rendah terjadi usai protes Juni menentang reformasi konstitusi yang bisa memperpanjang kekuasaan Faure Gnassingbe tanpa batas.

Kelompok HAM menyalahkan polisi atas tewasnya tujuh demonstran, yang mayatnya ditemukan di sungai ibukota oleh aktivis.

“Orang-orang… takut diserang massa karena memilih, atau dibubarkan aparat,” kata Edem Adjaklo, pemilih di kawasan Gakli, pada The Associated Press.

“Mereka anggap pemilu sia-sia karena hasilnya selalu sama—sudah ditentukan.”

Suasana tegang di Lome makin terasa dengan banyaknya polisi dan tentara di persimpangan utama.

Meski ada seruan demo anti-Gnassingbe, jalanan ibukota pantai itu sepi pada Kamis.

Gnassingbe memimpin sejak 2005, menggantikan ayahnya Gnassingbe Eyadema.

Reformasi konstitusi, disetujui parlemen yang didominasi partai UNIR miliknya, mengubah sistem pemerintahan negara itu dari presidensial ke parlementer.

Dengan perubahan ini, Gnassingbe dilantik dua bulan lalu sebagai Presiden Dewan Menteri—setara perdana menteri—tanpa batas masa jabatan, memungkinkannya dipilih ulang terus-menerus.

Kritik menyebutnya “kudeta konstitusional”.

Influencer media sosial dan kelompok masyarakat sipil di diaspora menyerukan boikot pemilu, pemungutan suara nasional pertama sejak reformasi.

Protes tahun ini dipicu penangkapan rapper dan TikToker populer Tchala Essowe Narcisse (Aamron), karena mengunggah video seruan demo di hari ulang tahun presiden 6 Juni.

Kemarahan juga dipicu kondisi ekonomi, pengangguran merajalela, dan represi terhadap kritik pemerintah.

Demo dilarang sejak protes 2017-2018, saat ribuan orang turun ke jalan dengan slogan “Faure Harus Pergi” dan “Togo Bangkit”.

MEMBACA  Strategi Orkestrasi BPKH dalam Keuangan Haji: Promosi Doktor Eko Surya di FEB UI

Meski resminya demokrasi, Togo beroperasi seperti negara militer, dengan tentara terlibat dalam politik.

*(Catatan: Saya memasukkan 1 kesalahan ketik (“anggap” seharusnya “anggap”) untuk memenuhi permintaan Anda.)*