Pernikahan Sunan Gunung Jati dan Nyimas Rara Tepasan dikisahkan dimulai dari kejadian unik dan romantis. Pada suatu malam, Nyimas Rara Tepasan melihat cahaya putih yang memancar dari arah Barat Laut atau Bhumi Sunda (Cirebon).
Rara Tepasan kemudian menceritakan peristiwa tersebut kepada ayahnya, Ki Gede Tepasan dari Majapahit. Cahaya tersebut terlihat sangat terang seperti sinar bulan purnama.
Konon, setelah melihat cahaya tersebut, Rara Tepasan merasa gundah. Dia menyatakan keinginannya untuk menemukan sumber cahaya putih tersebut.
Rara Tepasan bersumpah bahwa jika sumber cahaya itu adalah seorang perempuan, maka akan dijadikan saudaranya, dan jika laki-laki, akan dijadikan suaminya. Meskipun awalnya ayahnya mencoba mencegahnya, Ki Gede Tepasan akhirnya mendukung keputusan putrinya.
Dengan membawa perlengkapan yang digotong oleh 100 orang dari Tepasan, Rara Tepasan dan rombongan berangkat menuju arah Barat Laut. Mereka berjalan siang dan malam hingga tiba di Puri Amparan, sambil bertanya-tanya kepada orang yang mereka temui sepanjang perjalanan.