Rekrutan terbaru di Goldman Sachs nggak bisa ngobrol santai sambil minum kopi sama rekan kerja Rishi Sunak, apalagi dateng ke acara happy hour setelah kerja—dia bakal sibuk ngoding seharian.
Bank investasi Wall Street baru aja umumkan kalau mereka udah hire Devin: insinyur perangkat lunak otonom berbasis AI, diciptain sama startup AI Cognition. Alat ini bisa ngerjain tugas ngoding dari awal sampe selesai. Goldman berharap produktivitas kerja bisa naik 3-4 kali lipat dibanding AI sebelumnya, kata CIO Goldman Marco Argenti.
“Kita bakal mulai pakai Devin buat nambahin tim kita, kayak karyawan baru yang bakal ngerjain tugas-tugas atas nama developer kita,” kata Argenti ke CNBC.
Goldman Sachs rencananya bakal gunain ratusan—bahkan mungkin ribuan—Devin, gabung sama 12.000 insinyur perangkat lunak yang udah ada. Argenti bilang langkah ini bakal bantu masukin era “tenaga kerja hybrid” di mana manusia dan AI kerja bareng.
“Ini soal manusia dan AI kerja berdampingan,” ujarnya. “Engineer dituntut buat bisa jelasin masalah dengan jelas, ubah jadi perintah… terus awasin kerjaan AI.” Fortune udah hubungin Goldman Sachs buat minta komentar.
Kekhawatiran soal AI gantikan pekerjaan kantoran dan level pemula
Meski lagi gencar pakai Devin, Goldman tetap rekrut insinyur perangkat lunak, dengan puluhan lowongan di seluruh dunia. Gaji buat posisi associate di New York mulai dari $115.000 per tahun—bisa sampe $180.000.
Tapi para pemimpin bisnis udah peringatin kalau pekerjaan level pemula mungkin paling cepet digantikan AI. Misalnya, CEO Anthropic Dario Amodei prediksi AI bisa hapus 50% pekerjaan level pemula dalam 5 tahun. CEO Ford Jim Farley bahkan bilang semua pekerjaan kantoran di AS bisa lenyap—nggak cuma buat pemula.
“Sistem pendidikan kita fokus banget ke kuliah 4 tahun,” kata Farley di Aspen Ideas Festival. “Rekrutan pemula di perusahaan tech turun 50% sejak 2019. Apa itu jalur yang kita mau buat anak-anak kita? AI bakal gantiin setengah pekerja kantoran di AS.”
Buat industri perbankan, transformasi AI ini bisa bikin Wall Street kehilangan 200.000 pekerja dalam 3-5 tahun, menurut Bloomberg. Tapi Argenti bilang mereka yang adaptasi AI bakal paling siap hadapi masa depan—terutama buat anak muda yang lowongan pemulanya makin sedikit.
“Perubahan AI terjadi dalam hitungan tahun, bukan dekade,” tulis Argenti di artikelnya buat Fortune. “Pekerja yang nggak bisa pake AI bakal tertinggal, yang bisa manfaatin AI bakal maju.”