Memanfaatkan AI untuk Memetakan Potensi Siswa di Sekolah Rakyat

Jakarta (ANTARA) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengumumkan rencana menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menilai bakat dan potensi siswa di Sekolah Rakyat, agar guru bisa menyesuaikan metode pembelajaran yang lebih efektif.

Pemetaan bakat ini akan memakai tes DNA berbasis AI buatan Ary Ginanjar, pendiri ESQ Leadership Center.

“Alat ini memungkinkan kita cepat mengetahui minat dan bakat siswa. Dengan data ini, guru di Sekolah Rakyat akan lebih mudah membimbing muridnya,” kata Menteri Yusuf sebelum kunjungan ke program percontohan Sekolah Rakyat di Pusat Handayani, Jakarta Timur, Rabu.

Dia menjelaskan, kementerian akan mendapat alat tes ini gratis, sehingga guru bisa buat strategi belajar yang lebih personal sesuai profil masing-masing siswa.

Ginanjar mendukung pernyataan menteri, mengatakan alat ini memberikan penilaian skala besar, cepat, dan akurat tentang minat dan potensi siswa, memungkinkan intervensi dan bimbingan sejak dini.

Siswa hanya perlu menjawab 99 pertanyaan dalam 10 menit untuk mengetahui bakat dan minat mereka di bidang STEM, bahasa, atau ilmu sosial dan humaniora.

“Sejak awal—meski berasal dari latar belakang kurang mampu—kita akan tahu potensi mereka. Ini memungkinkan kita membimbing mereka dengan tepat, bahkan sampai penempatan kerja. Guru juga bisa menerapkan metode mengajar personal tanpa memaksa siswa ke jalur yang tidak cocok,” jelas Ary.

Dia berharap tes berbasis AI ini bisa mencegah siswa salah jurusan dan mengurangi kasus perundungan akibat metode belajar yang tidak sesuai.

Berita terkait: Program Sekolah Rakyat gratis dimulai untuk 9.700 siswa

Berita terkait: Tidak ada tes masuk untuk siswa Sekolah Rakyat: menteri

Penerjemah: Hana, Azis Kurmala
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Baleg DPR Setuju dengan Batas Usia Calon Gubernur dan Wakil Gubernur 30 Tahun, Mengikuti Putusan MA