Repatriasi Warga Korea Utara Terjadi Saat Presiden Baru Korea Selatan Berupaya Memperbaiki Hubungan Antar-Korea
Korea Selatan telah merepatriasi enam warga Korea Utara yang diselamatkan di laut awal tahun ini setelah kapal mereka hanyut melintasi batas maritim de facto, menurut Kementerian Unifikasi Seoul.
Para warga Korea Utara itu—yang dijemput oleh otoritas Korea Selatan dari kapal terpisah pada Maret dan Mei—dikirim melintasi Garis Batas Utara pada Rabu pagi dengan "persetujuan penuh" setelah berulang kali menyatakan keinginan pulang, kata kementerian tersebut.
Repatriasi ini berhasil diselesaikan berkat kerja sama otoritas Korea Utara, meski upaya Seoul untuk menghubungi Pyongyang mengenai kepulangan mereka gagal beberapa kali.
Perkembangan ini terjadi saat presiden terpilih Korea Selatan, Lee Jae-myung, berupaya memperkuat hubungan antara kedua Korea—yang masih dalam keadaan perang teknis setelah konflik 1950–1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Dalam konferensi pers menandai sebulan menjabat pekan lalu, Lee menyatakan bahwa Seoul harus memperbaiki hubungan dengan koordinasi sekutunya, AS, dan memutus dialog sepenuhnya adalah "tindakan bodoh."
Bulan lalu, militer Korea Selatan mematikan pengeras suara yang menyiarkan propaganda anti-Korea Utara di perbatasan sebagai langkah awal pemerintahan Lee untuk merajut perdamaian.
Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan kala itu menyebut langkah ini akan membantu "memulihkan kepercayaan dalam hubungan antar-Korea" dan "mendorong perdamaian di Semenanjung Korea."