Poin Penting ZDNET
Bluehost adalah layanan web hosting yang mudah digunakan, terutama bagi pemula di WordPress atau yang baru pertama kali membuat situs. Performanya cukup baik di AS, tapi jika audiens Anda berada di luar negeri, kecepatan mungkin lebih lambat dan pernah mengalami masalah downtime di masa lalu. Harga promosi awalnya murah, tapi setelah periode pertama berakhir, tagihan akan lebih tinggi dengan biaya tambahan seperti backup dan privasi.
Bluehost bukan pemain baru. Sudah ada sejak 2003 dan cukup terkenal di dunia web hosting. Bahkan, WordPress.org secara resmi merekomendasikannya—faktor plus kalau Anda ingin membangun situs WordPress.
Menurut BuiltWith Trends, Bluehost menampung lebih dari 2 juta situs, termasuk salah satu situs milik saya dulu. Saya sempat beralih ke DigitalOcean karena beberapa alasan yang akan dijelaskan nanti. Di sini, saya akan berbagi pengalaman menggunakan Bluehost selama beberapa tahun.
Memulai dengan Bluehost
Proses setup-nya sangat mudah, dirancang agar pemula bisa langsung menjalankan situs. Setelah membeli paket, Anda akan diarahkan ke alur setup Bluehost yang mencakup AI-powered website builder bernama WonderSuite. Hanya dengan menjawab beberapa pertanyaan tentang situs Anda, layout dasar langsung dibuat.
Anda bisa mengelola situs lewat dashboard khusus Bluehost. Semua fitur dasar seperti pengaturan domain, email, dan backup tersedia tanpa terlalu rumit. Bagi yang lebih ahli, ada tab "Lanjutan" berisi alat-alat teknis seperti SSH dan cron jobs.
Ada juga tombol untuk mengakses cPanel, meski tidak wajib digunakan kecuali Anda paham betul.
Performa dan Uptime
Untuk harganya, performa Bluehost cukup bagus. Situs WordPress saya dengan plugin dan gambar standar memuat dalam 1,2–1,9 detik. Namun, data center utamanya di Utah, jadi pengunjung dari luar AS (misalnya Eropa atau Asia) mungkin mengalami kecepatan sedikit lebih lambat.
Sayangnya, saya pernah mengalami beberapa hari downtime tanpa pemberitahuan sebelumnya, yang akhirnya memicu kepindahan ke DigitalOcean. Meski begitu, ini mungkin kasus satu kali, dan situs yang masih menggunakan Bluehost saat ini sudah tidak aktif.
Keamanan
Bluehost menyediakan fitur dasar seperti sertifikat SSL gratis dari Let’s Encrypt dan perlindungan Cloudflare terhadap serangan DDoS. Firewall-nya standar, tidak terlalu canggih. Backup harian tersedia di semua paket, tapi pemindaian malware hanya gratis tahun pertama untuk paket Choice Plus ke atas. Setelah itu, jadi add-on berbayar.
Harga dan Fitur
Bluehost menawarkan berbagai layanan: shared hosting, VPS, dedicated server, WordPress, hingga WooCommerce. Namun, harga awal yang murah akan melonjak setelah periode promo berakhir. Misalnya:
- VPS mulai dari $65,99/bulan
- Dedicated hosting mulai $199,79/bulan
- Domain "gratis" tahun pertama harus diperpanjang dengan harga $24/tahun—lebih mahal dari registrar seperti Namecheap.
Dukungan tersedia 24/7 lewat live chat atau telepon, tapi jawaban dari agen kadang kurang jelas. Saya lebih sering mengandalkan knowledge base mereka.
Saran ZDNET
Jika Anda mencari hosting WordPress yang mudah dan murah di awal, Bluehost bisa jadi pilihan. Tapi siapkan anggaran lebih setelah tahun pertama karena banyak fitur jadi berbayar. Untuk performa dan dukungan lebih baik sejak awal, pertimbangkan Hostinger atau DigitalOcean.