Kalau-kalau ada yang penasaran apakah masih ada dendam tersisa antara Coco Gauff dan Aryna Sabalenka setelah final Prancis Terbuka mereka, dua bintang tenis itu membuktikan semuanya baik-baik saja dengan menari bersama di Wimbledon dan mengunggah videonya di media sosial.
Sehari setelah mereka menari bersama di Centre Court, kedua atlet ini kembali mendapat pertanyaan pada Sabtu tentang komentar Sabalenka usai final, di mana dia bilang kekalahannya lebih karena kesalahannya sendiri daripada permainan Gauff.
Pemain Belarusia itu kemudian mengaku komentarnya “tidak profesional”, tapi tidak sebelum dia dapat kecaman keras dari fans dan ahli, terutama di AS.
“TikTok dance emang selalu bisa menyatukan orang,” tulis Sabalenka di Instagramnya di bawah klip mereka berdua bergoyang di rumput Centre Court dengan lagu hits 1990 *Gonna Make You Sweat (Everybody Dance Now)* dari C+C Music Factory.
Gauff, yang sering aktif di TikTok, mengunggah video mereka berdiri bersama sambil menyanyi lirik: “Oke guys, kami kembali. Kalian kangen nggak? Soalnya kami kangen kalian.”
“Kami udah baikan, jadi kalian juga harus ikutan baikan,” tulisnya.
Pretty iconic 😎#Wimbledon | @SabalenkaA | @CocoGauff pic.twitter.com/biHPvsSaBR
— Wimbledon (@Wimbledon) June 27, 2025
‘Hakuna Matata dan tetap bahagia’
Sekarang, jelang Wimbledon dimulai, Gauff berharap semua orang bisa melupakan komentar Sabalenka yang peringkat satutersebut.
“Aku bukan orang yang mau menyulut kebencian di dunia,” kata Gauff, yang akan mulai laga Wimbeldon-nya melawan Dayana Yastremska pada Selasa. “Menurutku orang-orang udah keterlaluan… Serangannya terlalu kejam. Aku nggak mau memperkeruh situasi.”
Sabalenka, yang akan bertanding melawan Carson Branstine di lapangan satu pada Senin, berharap video TikToknya menunjukkan mereka berdua sudah rukun.
“Kami baik-baik aja, kami berteman,” ujar juara tiga turnamen besar ini. “Aku harap media AS bisa lebih santai ke aku sekarang.”
Sabalenka menegaskan dia tidak bermaksud menyinggung Gauff.
“Aku cuma kesel sama diri sendiri, emosi menguasai,” katanya. “Aku kelepasan.”
Gauff mengaku awalnya sempat kepikiran untuk balas mencela Sabalenka, yang bilang sang Amerika “menang bukan karena main luar biasa, tapi karena aku terlalu banyak salah di bola-bola mudah.”
Gauff juga sedikit heran butuh waktu lama bagi Sabalenka untuk minta maaf. Tapi begitu itu terjadi, dia cepat melupakan semuanya.
“Aku percaya kasih sayang dan kebaikan,” ujar Gauff. “Aku cuma ingin kita semua rukun, hidup damai, *Hakuna Matata* [‘tidak ada masalah’ dalam bahasa Swahili], dan bahagia di sini.”
Pemain lain senang melihat dua petenis putri teratas itu akur lagi.
“Aku senang mereka sudah berdamai,” kata Frances Tiafoe, yang berada di peringkat 12 di Wimbledon putra. “Itu penting, karena mereka pemain terbaik dunia. Hubungan baik itu perlu.”
Lalu dia tertawa sambil menambahkan, “Tapi juga nggak buruk kalau mereka bersaing ketat. Seru juga kalo mereka masih ada tensi.”
Sabalenka dan Gauff menari bersama seusai latihan jelang Wimbledon 2025 [Dan Istitene/Getty Images]
Rekor head-to-head Gauff vs Sabalenka
Kekalahan juara tiga Grand Slam ini dari Gauff di Paris terjadi setelah dia kalah di final AS Terbuka 2023 dari sang Amerika. Sabalenka kini tertinggal 5-6 dalam head-to-head.
Ditanya apakah dia ingin balas dendam dengan mengalahkan Gauff di final Wimbledon, Sabalenka terdengar ragu.
“Nggak tau juga, mungkin aku nggak mau ketemu Coco kalau aku sampai final. Tapi kalau dia ada di sana, aku senang karena bisa balas dendam!”
Di menit terakhir konferensi persnya, Sabalenka yang riang ditemani Novak Djokovic, juara Wimbledon tujuh kali. Dia bilang sempat ngobrol panjang dengan petenis Serbia itu setelah latihan di lapangan rumput.
“Novak yang terbaik. Pertama, aku bisa latihan dengannya. Lalu bisa ngobrol juga. Dia kasih saran jujur,” ujarnya. “Mendengar pendapat legenda seperti itu luar biasa. Kami ngobrolin hal-hal yang agak susah buatku. Aku sangat berterima kasih atas sarannya.”
Sabalenka terus tersenyum selama konferensi pers pra-turnamen di Wimbledon [Hannah Peters/Getty Images]