Kolaborasi Komunitas Dorong Upaya Penghapusan TB di Jakarta

Jakarta (ANTARA) – Untuk memerangi Tuberkulosis (TBC), salah satu penyakit tertua umat manusia, pemerintah Indonesia telah memperkenalkan berbagai strategi untuk mempercepat eliminasi TBC melalui beberapa tahapan, dengan target eradikasi pada 2030.

Selain inisiatif pemerintah, masyarakat juga bekerja sama untuk membantu mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Misalnya, di Jakarta, masyarakat telah membentuk program bernama Kampung Siaga TBC yang dipimpin oleh ibu rumah tangga, kader kesehatan, dan petugas lingkungan.

Mereka percaya bahwa perang melawan TBC bukan hanya tanggung jawab rumah sakit dan puskesmas, tetapi bisa dimulai dari setiap rumah, di gang-gang sempit, dan melalui suara mereka yang peduli.

Saat ini, terdapat 274 Kampung Siaga TBC yang tersebar di kelurahan-kelurahan se-Jakarta.

Para ibu rumah tangga yang terlibat dalam program ini dilatih khusus untuk mengenali gejala TBC, memberikan edukasi kepada warga, mendampingi pasien selama pengobatan, dan memantau langsung melalui sarana prasarana untuk memastikan obat diminum sesuai jadwal.

Setiap pagi, mereka menyapa tetangga satu per satu dan perlahan memulai percakapan tentang batuk berkepanjangan, demam lama, atau nafsu makan menurun.

Mereka berjalan melewati gang-gang sempit, mengetuk pintu rumah warga, memberikan edukasi, mendengarkan keluhan, dan mendorong pasien untuk tetap menjalani proses pengobatan yang panjang.

Bagi pasien TBC, dukungan ini memberikan secercah harapan serta dukungan psikologis.

“Semakin banyak yang peduli, semakin banyak pula yang sadar akan pentingnya pencegahan dan pengobatan TBC,” ujar Sulastri, salah satu kader Kampung Siaga TBC di Kampung Rambutan.

Ia mencatat, di beberapa daerah, masyarakat masih menganggap TBC sebagai aib.

Namun, ia meyakini ibu rumah tangga memiliki pengaruh lebih besar sebagai sosok yang dekat, dikenal, dan dipercaya warga. Mereka bisa menjangkau pasien dengan empati, menghancurkan stigma, dan terhubung dengan cara yang tidak bisa dilakukan petugas resmi.

MEMBACA  Catat! Jadwal SIM Keliling di Jakarta & Sekitarnya, 6 November 2025

Kolaborasi lintas sektor

Meski tantangan masih ada, mulai dari stigma hingga keterbatasan anggaran, semangat kolaborasi tetap kuat.

Pemerintah menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat sekitar.

Upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terus digencarkan untuk mencapai target eliminasi TBC 2030 sambil mengurangi beban penyakit akibat TBC, dengan program Kampung Siaga TBC sebagai salah satu ujung tombaknya.

Selama ribuan tahun, TBC telah menjadi penyakit mematikan dan merenggut lebih dari satu miliar nyawa di dunia.

Setiap tahun, TBC menyebabkan lebih dari satu juta kematian global—setara dengan dua kematian setiap menit.

Selain itu, pengobatan segera sangat penting bagi pasien TBC karena keterlambatan minum obat bisa mempercepat penularan.

Pengawasan selama pengobatan juga vital karena pemulihan dari TBC membutuhkan waktu berbulan-bulan dan menghentikan pengobatan di tengah jalan hanya akan memperburuk kondisi.

Pemerintah Kota Jakarta Timur juga berkolaborasi dalam pengendalian TBC, dengan Kampung Rambutan diakui sebagai salah satu wilayah terbaik dalam penanganan TBC melalui inisiatif Kampung Siaga TBC.

Gaya hidup bersih dan sehat (PHBS) terus disosialisasikan melalui penyebaran informasi, pelibatan masyarakat, kampanye, dan penyuluhan kesehatan.

Selain itu, Pemkot Jakarta Timur mengadakan kompetisi kelurahan terbaik dalam deteksi TBC di wilayahnya.

Kompetisi ini mendorong kelurahan se-Jakarta Timur untuk mengidentifikasi dan mengobati kasus TBC di antara warganya.

Sebanyak 30 kader TBC telah dilatih untuk mendukung penanganan TBC. Mereka tidak hanya mengidentifikasi kasus TBC, tetapi juga menyelidiki orang-orang yang memiliki kontak erat dengan penderita untuk memutus rantai penularan.

Pemerintah daerah mencatat, 2.645 warga Jakarta Timur dinyatakan positif TBC dari Januari hingga Maret 2025.

Dari 2.645 kasus, sekitar 324 kasus ditemukan pada anak-anak akibat kontak erat dengan orang terinfeksi di sekitarnya. Wilayah dengan kasus TBC terbanyak di Jakarta Timur adalah Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo.

MEMBACA  Ribuan siswa menerima beasiswa IISMA pada tahun 2021-2023.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jakarta Timur 2024, keberhasilan pengobatan TBC mencapai 65 persen atau 2.285 warga telah sembuh.

Kantor tersebut melaporkan bahwa anggaran pengendalian TBC pemerintah mencapai Rp65,6 miliar (US$3,8 juta), mencakup diagnosis, pemantauan pasien, dan makanan tambahan (PMT) bagi pasien.

Tambahan Rp9,1 miliar (US$535 ribu) dari Global Fund membuat total pendanaan TBC menjadi Rp74,7 miliar (US$4,4 juta).

Benteng terakhir

Meski pengobatan tersedia dan upaya pemerintah terus berjalan, masih dibutuhkan individu yang berdedikasi untuk memerangi TBC.

Beberapa inovasi muncul dari Kampung Siaga TBC di Kampung Rambutan, dipimpin oleh sekelompok ibu rumah tangga bernama Kader Usut Sisir (Kusir).

Para kader ini membuat beberapa terobosan, mulai dari pemetaan digital distribusi kasus (Pelana), pos edukasi dan informasi TBC (Pedati), skrining kasus putus obat TBC (Dokar), kolaborasi lintas kluster dan sektor (Bentor), hingga proyek rumah termodifikasi (Simodis).

Inovasi utama terletak pada aksi Sidokar dengan lima turunan aksi, yaitu skrining TB DO untuk melacak pasien TBC yang berhenti minum obat.

Kedua, aksi Kusir di mana kader melakukan skrining dan edukasi pasien TBC.

Ketiga, aksi Pelana berupa pemetaan digital distribusi kasus TBC untuk pemantauan pasien dan menentukan tingkat kerentanan.

Keempat, aksi Pedati sebagai pusat edukasi dan informasi TBC yang memberi layanan kesehatan dan skrining TBC.

Kelima, aksi Bentor berupa kolaborasi lintas kluster dan sektor, termasuk penilaian gizi untuk mengukur kebisingan, pencahayaan, kelembapan, dan pemeriksaan status gizi.

Setiap pihak memiliki peran khusus dalam inovasi ini.

Petugas RT/RW juga aktif melacak warga bergejala, sementara lurah dan kepala kelurahan menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah.

Setidaknya satu RW per kelurahan menginisiasi Kampung Siaga TBC sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 28 Tahun 2018 tentang Pengendalian Tuberkulosis (TBC).

MEMBACA  Jadwal Mobil SIM Keliling Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi Rabu 12 Februari 2025Reschedule: Jadwal Mobil SIM Keliling Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi Rabu 12 Februari 2025

Pemprov menargetkan identifikasi 70.387 kasus pada 2025. Salah satu inovasi terbaru adalah pembentukan 274 Kampung Siaga TBC pada 2024, dengan rencana perluasan ke 500 kelurahan tahun ini.

TBC bukan hanya soal kuman di paru-paru—tapi juga tentang harapan yang hidup di hati warga. Selama masih ada yang berani bersuara, mengetuk pintu tetangga, dan membagikan brosur informasi, harapan akan tetap hidup.

Dengan demikian, diharapkan suatu hari nanti tak ada lagi anak yang kehilangan ibu, atau suami yang dikubur diam-diam karena TBC.

Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025