Badung, Bali (ANTARA) – Kementrian Pariwisata pada Kamis mengungkapkan bahwa tiga maskapai asing sedang mengeksplorasi kemungkinan membuka rute penerbangan baru ke Bali karena tingginya permintaan dari wisatawan yang berlibur ke provinsi tersebut.
"Semoga ini bisa mempercepat target kunjungan wisatawan asing ke Indonesia," kata Yulia, Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Asing II kementerian, saat kunjungan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis.
Dia menyebutkan, maskapai tersebut termasuk TUI Airways yang berencana mengoperasikan penerbangan dari Korea Selatan, serta Jetstar Australia yang ingin membuka rute dari Newcastle, Australia. Maskapai lain sedang mempertimbangkan rute langsung dari Sichuan, China, ke Bali.
Namun, Yulia tidak membeberkan kapan penerbangan langsung ini akan dimulai.
Dia berharap wisatawan yang tiba di Bali juga bisa memanfaatkan kesempatan untuk menjelajahi destinasi lain di Indonesia.
Jika rencana penambahan rute baru terealisasi, hal ini bisa membantu mencapai target kedatangan wisatawan asing tahun ini, tambahnya.
Kementerian Pariwisata menargetkan untuk menarik 14,6 juta hingga 16 juta wisatawan asing ke Indonesia pada 2025.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat 4,33 juta kedatangan wisatawan asing dari Januari hingga April 2025—naik 5,60% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Penerbangan tetap menjadi moda masuk utama, dengan tiga juta wisatawan asing tiba melalui udara. Dari jumlah itu, lebih dari dua juta masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Sementara itu, Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta menerima 725.652 kunjungan, dan Bandara Juanda Surabaya mencatat 81.771 kunjungan.
Hingga Juni 2025, total 52 maskapai beroperasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, 47 di antaranya melayani rute internasional.
Berita terkait:
- Tidak ada dampak pariwisata dari konflik Israel-Iran: Bali
- Pusat kebugaran Bali simbol transformasi kesehatan: Prabowo
- Bandara Bali Utara dorong UMKM dan ekonomi kreatif: Menteri
Penerjemah: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna, Cindy Frishanti Octavi
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025