‘Dosa Divas’: Permainan Baru yang ‘Pedas’ tentang Melawan Kapitalisme dengan Makanan

Saat demonstran berhadapan dengan agen ICE dan penegak hukum di Los Angeles, pengembang game berkumpul beberapa mil jauhnya untuk Summer Game Fest. Mereka datang ke acara tahunan awal Juni ini untuk memamerkan game mereka dan menjalin koneksi profesional. Tim Outerloop Games tidak berbeda. Namun, studio yang dipimpin dan diisi oleh pengembang berkulit cokelat dan hitam—banyak di antaranya sendiri adalah imigran—harus mempertimbangkan langkah ekstra: "Kalau ada razia ICE," kata direktur game Chandana Ekanayake tentang rencana tim saat itu, "kami akan tetap bersama." Baik di acara itu sendiri atau bahkan saat makan malam setelahnya, tim saling memantau satu sama lain selama acara berlangsung.

Outerloop, pencipta Thirsty Suitors dan Falcon Age, hadir untuk memamerkan proyek terbaru mereka: RPG bergiliran naratif yang "pedas" berjudul Dosa Divas, rencananya rilis awal 2026.

Sementara pemerintahan Trump melakukan deportasi massal, mengincar visa, menghilangkan migran ke penjara mega asing, dan men-tweet video "ASMR" orang dideportasi dengan rantai dari akun resmi Gedung Putih, Outerloop justru membuat game yang menyatukan orang melalui budaya makanan. "Itulah versi diri atau budaya kita yang paling diterima," kata Ekanayake. "Orang lebih mau mencoba makanan sebelum menerima orang yang membuatnya."

Game Outerloop selalu menampilkan makanan, dan Dosa Divas semakin mengangkatnya. Dinamai dari dosa—krep gurih populer di India Selatan—game ini berkisah tentang dua saudari yang melawan kerajaan makanan cepat saji. Dalam pertarungan bergiliran, karakter punya kemampuan unik terkait "profil rasa" seperti manis, pedas, atau asam. Untuk menyerang efektif, gerakan harus sesuai dengan keinginan rasa musuh.

Dosa Divas berfokus pada tiga saudari: Samara, Amani, dan Lina—pengusaha makanan cepat saji yang menjauh setelah restoran keluarga tutup. Masakan cepat saji Lina begitu mendominasi hingga tak ada lagi yang masak.

MEMBACA  Kepala Bank of England, Andrew Bailey, melihat tanda-tanda pertumbuhan Inggris yang "sedikit lebih kuat"

Menurut Ekanayake, sebagian cerita game ini tentang rekonsiliasi dan penyatuan kembali, terutama lewat makanan. Mengumpulkan bahan dan memasak memainkan peran penting. Dengan berbagi makanan bersama warga, pemain bisa memulihkan komunitas dan membangun reputasi.

Seperti Thirsty Suitors, game sebelumnya Outerloop, Dosa Divas berlatar dunia penuh warna yang memadukan fantasi dan keseharian. Di Thirsty Suitors, Jala bertarung dengan mantan pacarnya, bermain skateboard, dan berdamai dengan orang tua. Dosa Divas menambahkan mech raksasa yang membantu saudari itu melawan pengacara.

Tanggapan awal terhadap game ini positif, dengan kritikus memuji humor, estetika, dan pertarungan bertema rasa. "Summer Game Fest punya banyak game berlatar suram atau distopia, membuat akhir pekan dipenuhi dunia gelap tanpa warna," tulis ScreenRant. "Setelah begitu banyak kelabu, menemukan palet warna cerah dan gaya seni yang menarik terasa begitu menyenangkan." RPGFan menyebut "pertarungannya intuitif, tulisannya jenaka."