Ketegangan Global Picu Fluktuasi Harga Minyak yang Ekstrem

Ketegangan global mengguncang harga minyak dengan fluktuasi liar awalnya muncul di TheStreet.

Konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung telah menimbulkan volatilitas signifikan di pasar, dengan minyak dan Bitcoin termasuk aset yang paling terpengaruh.

Ketika konflik dimulai pada 13 Juni, harga minyak melonjak tajam. Namun, pada 17 Juni, seluruh keuntungan itu hilang. Minyak yang sebelumnya diperdagangkan di atas $75 pada 13 Juni, kini berada di $69.77 saat artikel ini ditulis.

Sementara itu, Bitcoin mulai turun nilainya seiring dimulainya konflik dan sempat menyentuh level serendah $103.000. Namun, dalam 24 jam berikutnya, nilainya naik lebih dari 3% dan mencapai $108.836,65 saat ini.

Jordi Visser, veteran Wall Street dengan pengalaman 30 tahun, berbincang dengan pembawa acara kripto ternama Anthony Pompliano dan mendiskusikan dinamika harga kedua aset ini.

“Setiap kali terjadi perang di dunia, reaksi langsungnya selalu seperti yang kita lihat sejauh ini,” kata Visser. Hal ini terutama benar jika konflik terjadi di Timur Tengah atau Rusia, tambahnya.

Menurut Visser, Bitcoin pada akhirnya akan selalu terkait dengan ekonomi—terutama ekonomi digital. Bitcoin akan menjadi sebagian saham dan sebagian pelarian dari pemerintah, jadi ia bukan lindung nilai geopolitik.

Analis ini juga menyebut perang Rusia-Ukraina, yang menurutnya tidak berdampak besar pada pasar, berbeda dengan anggapan banyak orang.

“Konflik semacam ini biasanya menjadi peristiwa besar di hari-hari pertama sebelum mereda, selama tidak ada eskalasi signifikan,” ujar Visser. Karena itu, peristiwa ini jarang berdampak jangka panjang.

Ketegangan global mengguncang harga minyak dengan fluktuasi liar pertama kali muncul di TheStreet pada 16 Juni 2025.

Artikel ini awalnya dilaporkan oleh TheStreet pada 16 Juni 2025.

MEMBACA  Serangan Israel ke Suriah: Kronologi dan Target yang Diklaim