Senin, 16 Juni 2025 – 11:02 WIB
VIVA – Demi mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia Antarklub 2025, kiper Auckland City, Conor Tracey, rela ambil cuti tanpa gaji dari pekerjaannya.
Baca Juga:
Dibekap Cedera Saat Bela Timnas Indonesia, Kevin Diks Buat Klub Barunya Resah
Tapi, impian penuh pengorbanan itu harus dibayar mahal. Gawangnya kebobolan 10 kali saat lawan raksasa Bundesliga, Bayern Munich.
Laga Grup C Piala Dunia Antarklub 2025 di Stadion TQL, Ohio, Minggu malam, 15 Juni 2025, jadi momen tak terlupakan—mungkin juga menyakitkan—buat Tracey. Timnya, Auckland City, dihajar Bayern dengan skor 0-10.
Baca Juga:
Hasil Lengkap Piala Dunia Antarklub 2025: PSG Bantai Atletico 4-0, Bayern Cetak Sejarah
Auckland City jadi satu-satunya wakil Oseania di ajang bergengsi ini. Klub asal Selandia Baru itu dikenal sebagai tim semi-profesional.
Maklum, negara mereka enggak punya liga profesional, jadi Auckland City harus ikut A-League di Australia—meski kedua negara beda konfederasi.
Baca Juga:
Pantas Dibantai Bayern, Ternyata Pemain Auckland City FC Pekerja Kantoran, Kapten seorang Sales
Fakta unik, banyak pemain Auckland City ternyata punya pekerjaan tetap di luar sepak bola. Kapten mereka, Mario Ilich, bilang beberapa rekan harus kerja sampai tiga pekerjaan demi hidup.
Conor Tracey salah satunya. Pemain kelahiran 1997 ini kerja di gudang farmasi hewan. Untuk bisa main di AS, Tracey harus ambil cuti tahunan plus cuti tanpa bayar.
“Saya bakal susah bayar sewa dan tagihan, tapi bisa lawan Bayern, Benfica, dan Boca Juniors itu 100 persen worth it,” kata Tracey, dikutip dari Marca.
Meski kebobolan 10 gol, Tracey tetap menikmati pengalaman bermain di ajang dunia. Dia bahkan becanda dengan keluarganya usai tahu hasil undian.
“Kami nonton undian bareng di ruang klub. Pas tahu satu grup sama Bayern, semua ketawa. Kakaku sampai bilang, ‘Haha! Harry Kane pasti bikin 10 gol ke gawangmu!’” ceritanya ke ESPN.
Kini, meski dihajar gol, Tracey tetap jadi simbol semangat amatir yang pantang menyerah. Di tengah sepak bola yang makin profesional, kisahnya mengingatkan bahwa mimpi besar bisa datang dari tempat paling sederhana—bahkan dari gudang obat.
Halaman Selanjutnya
“Saya akan kesulitan membayar sewa rumah dan tagihan lain, tapi bisa melawan Bayern, Benfica, dan Boca Juniors itu 100 persen sepadan,” ujar Tracey, dikutip dari Marca.