Wahana Luar Angkasa China Menuju Salah Satu Satelit Semu Bumi

Administrasi Antariksa Nasional China telah membagikan gambar pertama dari wahana Tianwen-2, yang sedang dalam perjalanan menuju Kamo’oalewa, sebuah asteroid dekat Bumi.

Gambar ini diambil oleh kamera di wahana tersebut, yang saat ini berada lebih dari 3 juta kilometer dari Bumi, dan menunjukkan salah satu sayapnya dengan panel surya yang terkembang. Ini juga merupakan penampakan pertama yang ditawarkan CNSA dari wahana antariksa mereka, yang diluncurkan pada 29 Mei menggunakan roket Long March 3B dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di Kota Zeyuan, Cina. Desain panel Tianwen-2 mirip dengan panel pada Lucy, wahana antariksa NASA yang sedang menjelajahi asteroid di dekat Jupiter. Panel ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan daya selama perjalanan.

Misi Tianwen-2 adalah mendarat di permukaan Kamo’oalewa, mengumpulkan sampel, dan kembali ke Bumi. Wahana ini dijadwalkan mendarat di permukaan asteroid pada Juli 2026. Sebelumnya, ia akan menghabiskan beberapa bulan mempelajari Kamo’oalewa dari jarak aman untuk menentukan area pengambilan sampel, sebelum melakukan manuver pendaratan—tugas yang cukup sulit mengingat gravitasi asteroid yang rendah.

Setelah sampel dikumpulkan, Tianwen-2 akan kembali ke Bumi dan mengirimkan sampelnya ke permukaan menggunakan kapsul, lalu mencoba memanfaatkan gravitasi Bumi sebagai ketapel untuk menuju 311P/PanSTARRS, asteroid berbentuk tak biasa di luar Mars yang memiliki beberapa karakteristik komet, termasuk ekor yang terlihat. Tianwen-2 diperkirakan akan menjalankan misi ini hingga 2035.

Misteri Quasi-Bulan Hawaii

Kamo’oalewa adalah satu dari tujuh quasi-bulan Bumi yang diketahui—objek yang tampak mengorbit planet kita, tetapi sebenarnya tidak terikat secara gravitasi ke Bumi, melainkan asteroid yang mengelilingi matahari dengan orbit mirip Bumi.

Ditemukan pada 2016 oleh astronom di Observatorium Haleakala di Hawaii, Kamo’oalewa—yang namanya berarti “objek langit yang berosilasi” dalam bahasa Hawaii—berada sekitar 4,65 juta kilometer dari Bumi, 12 kali lebih jauh dari bulan. Kamo’oalewa diperkirakan berdiameter 40 hingga 100 meter, telah mempertahankan orbitnya selama 100 tahun, dan kemungkinan akan tetap stabil selama 300 tahun lagi.

MEMBACA  Dalam Sehari, Bogor Diguncang 5 Kali Gempa Bumi

Diharapkan Tianwen-2 dapat mengungkap asal-usul Kamo’oalewa. Salah satu teori menyatakan bahwa ia adalah pecahan batu yang terlepas dari bulan jutaan tahun lalu. Misi pengambilan sampel ini akan membantu berbagai penelitian ilmiah tentang komposisi benda langit berbatu, serta memberikan petunjuk tentang pembentukan tata surya.

Bukti observasi dan pemodelan menunjukkan bahwa Kamo’oalewa telah mengelilingi matahari selama jutaan tahun, meski dengan lintasan yang tidak stabil. Eksplorasi langsung asteroid ini juga dapat memperluas pengetahuan tentang objek langit terdekat yang berpotensi mengancam Bumi.

Artikel ini pertama kali muncul di WIRED en Español dan telah diterjemahkan dari bahasa Spanyol.

*(Typos: “tata surya” > “tata surya” dan “memperluas” > “memperluas”)*