Rwanda Keluar dari Blok Regional Karena Perselisihan dengan RD Kongo

Rwanda mengumumkan akan keluar dari blok regional Afrika Tengah setelah perselisihan diplomatik terkait keterlibatannya dalam konflik di timur Republik Demokratik Kongo (RDK).

Negara itu seharusnya mengambil alih peran ketua Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Tengah (Eccas), yang bergilir di antara 11 anggotanya.

Namun, Rwanda terhalang melakukannya dalam pertemuan Sabtu lalu di Guinea Khatulistiwa.

Dalam pengumuman keputusannya keluar dari Eccas, Rwanda menyatakan haknya untuk mengambil “kepemimpinan… sengaja diabaikan demi memaksakan diktat RDK”.

Akibatnya, Rwanda “tidak melihat alasan untuk tetap berada dalam organisasi yang fungsinya saat ini bertentangan dengan prinsip pendirian dan tujuannya”.

Perselihan ini terjadi saat upaya mengakhiri pertikaian di timur RDK terus berlanjut. Setelah mediasi AS, Rwanda dan RDK sedang menyusun rancangan rencana damai yang diharapkan ditandatangani akhir bulan ini.

Menurut pernyataan kepresidenan Kongo, pemimpin Eccas dalam pertemuan puncak “mengakui agresi terhadap RDK oleh Rwanda dan memerintahkan negara penyerang menarik pasukannya dari wilayah Kongo”.

Ditambahkan bahwa hingga sengketa terselesaikan, diputuskan Guinea Khatulistiwa akan tetap menjabat sebagai ketua “merugikan Rwanda”.

Dalam komentar yang ditujukan ke Rwanda, juru bicara pemerintah Kongo Patrick Muyaya mengatakan bahwa “seseorang tidak bisa terus-menerus melanggar prinsip dasar lembaga regional kami lalu mengklaim ingin memimpinnya”.

Dia menambahkan, keputusan Eccas “seharusnya menginspirasi organisasi regional lain untuk bersikap lebih tegas terhadap Rwanda”.

Rwanda dituduh mendukung pemberontak M23 di timur RDK. Kelompok ini membuat kemajuan besar awal tahun ini, merebut kota-kota kunci seperti Goma dan Bukavu.

Pemerintah RDK, serta AS dan Prancis, mengidentifikasi Rwanda sebagai pendukung M23.

Tahun lalu, laporan PBB menyebutkan sebanyak 4.000 pasukan Rwanda berperang bersama para pemberontak.

Namun, Rwanda membantah tuduhan tersebut dan menyatakan pasukannya ditempatkan di perbatasan untuk mencegah konflik meluas ke wilayahnya.

MEMBACA  Lionel Messi Bawa Inter Miami Lolos ke Final Piala MLS Usai Kalahkan New York

Sebelumnya pada 2007, Rwanda pernah keluar dari Eccas—organisasi yang bertujuan meningkatkan kerja sama dan integrasi regional di Afrika Tengah. Mereka bergabung kembali beberapa tahun kemudian.

Laporan tambahan oleh Emery Makumeno

Anda mungkin juga tertarik:

[Getty Images/BBC]

Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.

Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook BBC Africa, atau Instagram bbcafrica.

Podcast BBC Afrika