Goldman Sachs Menahan Selera Risiko Saat Tarif Donald Trump Guncang Pasar

Buka White House Watch gratis

Panduan kamu buat tau arti masa jabatan kedua Trump buat Washington, bisnis, dan dunia.

Goldman Sachs udah ngurangin pengambilan risiko karena pasar yang gak stabil gara-gara perang dagang Donald Trump dan takut utang AS naik bakal bikin investor ogah beli aset berbasis dolar, kata eksekutif bank senior.

John Waldron, presiden dan COO bank itu, bilang di podcast Goldman yang rilis Kamis kemarin kalo bank investasi udah "ngurangin posisi risiko" sejak presiden AS umumin kenaikan tarif buat mitra dagang tanggal 2 April. Dia nambahin, "itu hal yang bijak buat kita lakuin."

Pengurangan risiko di salah satu lembaga keuangan paling berpengaruh di dunia nunjukin gimana pedagang Wall Street kaget gegara guncangan pasar setelah Trump mulai perang dagang. Volatilitas sekarang udah turun dan sebagian kenaikan udah berhenti, tapi bisa balik lagi.

Waldron bilang, efeknya bakal paling kerasa di pasar modal dan layanan perdagangan klien. "Kalo bisa, kita kurangi risiko dan tetep lebih hati-hati," ujarnya, yang jadi orang kedua di Goldman dan dianggap calon pengganti CEO David Solomon.

Dia juga bilang Goldman bakal "lebih jaga likuiditas, sedia buffer lebih banyak," dan bakal "lebih seimbang, gak terlalu agresif."

Di wawancara terpisah sama Financial Times, Waldron jelasin kalo dia gak ngira bakal ada resesi besar. "Gue gak liat resesi. Kita prediksi ‘slowflation’, pertumbuhan 1-1,5%, inflasi 3%. Gak sampe stagflation, lebih ringan dari tahun 1970-an," katanya.

Goldman dan bank Wall Street lain untung dari kenaikan pendapatan perdagangan saham dan utang di kuartal pertama tahun ini gara-gara ancaman Trump naikin tarif buat banyak negara.

MEMBACA  Medtronic plc (MDT): Teori Kasus Bull

Tapi, ketidakpastian soal kebijakan dagang AS dampaknya ekonomi bikin perusahaan tunda investasi dan akuisisi, jadinya pendapatan fee bank investasi dari nasehat merger dan penerbitan saham turun.

Waldron bilang di podcast kalo bank siapin diri buat "ketidakpastian terus dan dampaknya di minggu dan bulan depan."

Ada tanda-tanda perusahaan mulai lebih percaya diri, kata dia, liat dari naiknya IPO di AS akhir-akhir ini. "Kayaknya perusahaan mulai berani ambil langkah lebih jauh."

Waldron sepaham sama bos Wall Street lain, kayak CEO JPMorgan Jamie Dimon dan CEO BlackRock Larry Fink, soal bahaya defisit besar dan risiko jual massal obligasi pemerintah AS.

"Menurut kita, defisit harus diturunin," katanya.

"Defisit udah gede banget, dan gak bakal sustain kalo terus kayak gini," tambahnya. "Pasar obligasi emang khawatir."

Ditanya apa investor tarik duit dari aset AS gegara takut tarif dan defisit, Waldron bilang klien Goldman pengen "kurangi alokasi ke aset AS dan lindungi eksposur ke dolar."

"Kalo liat alokasi aset dasar, perubahan perilaku masih kecil. Tapi kalo kebijakan makin ganggu lama-lama, bakal ada pergerakan lebih besar."

(Typos/errors: "tau" instead of "tahu", "lakuin" instead of "lakukan")