MILAN (AP) — Stellantis, perusahaan yang memproduksi mobil Jeep, Fiat, dan Ram, menunjuk CEO baru pada Rabu. Perusahaan ini, yang merupakan produsen mobil terbesar keempat di dunia, sedang menghadapi tantangan seperti tarif AS, persaingan ketat dari China, dan transisi ke kendaraan listrik.
Antonio Filosa, yang saat ini menjabat sebagai Chief Operating Officer untuk wilayah Amerika dan Chief Quality Officer di Stellantis, akan mulai bekerja pada 23 Juni. Dia berusia 52 tahun bulan depan.
Filosa menggantikan Carlos Tavares, yang mengundurkan diri tahun lalu karena tekanan. Dengan ini, kepemimpinan Stellantis—perusahaan hasil penggabungan PSA Peugeot asal Prancis dan Fiat Chrysler Automobiles pada 2021—kembali ke tangan orang Italia setelah tiga tahun dipimpin Tavares. John Elkann, pewaris keluarga Agnelli (pendiri Fiat) dan pemegang saham utama Stellantis, tetap menjadi ketua.
Elkann memuji Filosa karena "pemahaman mendalam tentang perusahaan kami, termasuk para karyawan, yang dia anggap sebagai kekuatan utama."
Robert Peugeot, perwakilan keluarga pemegang saham terbesar kedua, mengatakan pilihan dewan adalah bulat. Dia menyebut Filosa "pilihan alami" karena rekam jejak kepemimpinannya serta pengetahuannya tentang bisnis dan "dinamika rumit di industri ini."
Filosa bergabung dengan Fiat pada 1999 dan banyak bekerja di Amerika Latin, dari plant manager hingga head of purchasing dan akhirnya COO. Dia berhasil menjadikan Fiat sebagai pemimpin pasar di sana serta meningkatkan penjualan merek Peugeot, Citroen, Ram, dan Jeep. Dia juga pernah menjadi CEO Jeep, merek terlaris perusahaan.
Dia dipromosikan jadi COO untuk Amerika pada 2024 saat penjualan di Amerika Utara—sumber utama keuntungan—menurun.
Dalam pesan ke karyawan, Filosa mengenang pekerjaan pertamanya di Fiat sebagai supervisor kualitas di pabrik cat di Spanyol. "Perusahaan ini ada dalam darahku," katanya. Dia berencana mengunjungi pabrik dan kantor di seluruh dunia dalam beberapa minggu ke depan.
Menteri Industri Italia, Adolfo Urso, menyambut baik penunjukan ini sebagai "pilihan yang bagus." Sementara itu, serikat pekerja Italia berharap Italia akan jadi pusat strategi Stellantis, mengingat seringnya penghentian produksi di pabrik-pabrik Italia.
Stellantis tertinggal dalam transisi ke kendaraan listrik dan menghadapi persaingan sengit dari China. Analis juga mengatakan Stellantis—dengan 14 merek—terlalu banyak memiliki merek yang kurang perform, seperti Maserati dan Chrysler.