Judul dalam Bahasa Indonesia: "HUD Mobil Buruk, Tapi Jaguar Land Rover Uji Teknologi untuk Mengatasinya"

Teknologi baru tidak datang dalam bentuk sempurna, kusadari sambil mengenakan penutup mata bajak laut, lalu memakai helm sepeda yang sudah dimodifikasi berat di kepala. Ini bukan penampilan yang paling mentereng. Tapi di sini, di kantor kecil di kawasan bisnis sederhana di pinggiran Cambridge, Inggris, ini bisa jadi dasar dari sesuatu yang luar biasa.

Aku di sini bertemu AllFocal Optics, startup yang telah mematenkan lensa nanofotonik baru yang bisa mengubah segalanya, mulai dari headset realitas virtual dan augmented reality, hingga kacamata penglihatan malam, teropong, kamera, dan heads-up displays (HUDs). Yang terakhir inilah yang menarik perhatianku, setelah mendengar Jaguar Land Rover memulai proyek riset untuk mengevaluasi apakah lensa ini bisa meningkatkan HUD mobil—dan dengan itu, keselamatan di jalan.

Pembuatnya juga mengklaim—dan membuktikannya dengan helm tadi, serta Meta Quest 3 yang sudah dimodifikasi—bahwa lensa ini bisa menghasilkan gambar digital yang jernih sempurna, bahkan jika penggunanya punya penglihatan buruk, tanpa perlu kacamata.

Didirikan pada 2022 dengan nama Lark sebelum berganti jadi AllFocal Optics, perusahaan ini dipimpin oleh Dr. Pawan Shrestha, mantan rekan bisnis Royal Academy of Engineering. Dr. Ash Saulsbury, mantan Wakil Presiden Teknologi Microsoft dan eks bos AR di Meta, bergabung sebagai ketua akhir tahun lalu, sekitar waktu yang sama saat startup ini mengamankan pendanaan $5,3 juta.

AllFocal Optics menyatakan lensanya menawarkan dua terobosan teknologi. Pertama, saat dipakai di headset AR atau VR seperti Apple Vision Pro atau Meta Quest 3, klaimnya bisa memberikan penglihatan sangat jernih bagi pengguna, meski mereka butuh kacamata tapi tidak memakainya.

Bahkan jika resep kacamatamu sangat kuat atau kau punya astigmatisme, pembuatnya bilang lensa ini memproyeksikan gambar langsung ke retina, menghilangkan kebutuhan akan kacamata. Secara teori, dua orang bisa berbagi headset AR/VR yang sama, meski satu punya penglihatan 20/20 dan yang lain butuh lensa korektif kuat.

MEMBACA  Mendayung Samudra Pasifik, Tapi Bingung Pilih Menu Makan Malam

Aku mencoba beberapa prototipe lensanya—dan ya, ini bekerja. Aku tidak pakai kacamata, jadi demo pertama—membaca teks digital yang diproyeksikan dari laptop ke headset AR—tidak terlalu mengesankan. Tapi saat kucoba lagi dengan kacamata yang begitu kuat hingga tanganku tak terlihat di depan wajah, teks digital itu tetap tajam. Ini jenis demo teknologi yang butuh waktu untuk dicerna, tapi saat otakmu akhirnya nyambung, rasanya seperti sihir.

Tak hanya mengatasi gangguan penglihatan, lensa ini juga menghasilkan gambar jauh lebih tajam dibanding Microsoft HoloLens (semoga tenang di sana), meski inputnya sama-sama resolusi 720p. Dengan prototipe lensanya, mudah—di sinilah penutup mata berperan—untuk membaca teks yang sebagian AR dan sebagian tercetak di kertas, sementara dengan HoloLens ini mustahil. Bagian AR dari tiap baris terlihat buram.

Tetap Tajam

Yang lebih menarik, teks tetap tajam tak peduli ke mana matamu fokus. Kucoba fokus dulu ke tangan yang hanya beberapa inci dari wajah, lalu ke sisi lain ruangan—teks AR tetap jelas. Uniknya, ukurannya berubah tergantung ke mana kau melihat; bisa tampil kecil di jarimu, atau sebesar poster di dinding. Kau juga bisa melihat melaluinya, fokus ke jarak sedang seperti saat menyetir, tapi bagaimanapun mata dan lensa alaminya bekerja, teks digital tetap jelas dan terbaca.