Jakarta (ANTARA) – Angkatan Udara Indonesia, melalui Komando Operasi Udara Nasional, sedang melakukan operasi modifikasi cuaca selama 10 hari untuk mengurangi intensitas hujan dan membantu pemerintah mencegah banjir.
Operasi tersebut bertujuan untuk mengurangi banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI Ardi Syahri, dalam siaran pers resmi TNI AU yang diterima di Jakarta pada hari Senin.
Operasi modifikasi cuaca telah berlangsung sejak 10 Maret 2025, dan akan berakhir pada 20 Maret 2025, katanya.
Dia mengatakan bahwa untuk operasi tersebut, Angkatan Udara Indonesia telah mendeploy dua pesawat Cassa 212 dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta dan Pangkalan Udara Husein Sastranegara di Bandung.
Pesawat tersebut telah dikerahkan untuk membawa senyawa garam untuk disemprotkan ke udara, yang diyakini dapat memicu reaksi yang membantu mengurangi curah hujan.
Dia menambahkan bahwa TNI AU bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menentukan lokasi optimal untuk distribusi garam.
“Berdasarkan data hingga Kamis (13 Maret 2025), sekitar 35,5 ton garam (NaCl) telah disemprotkan dalam 18 sorti penerbangan,” ungkap Syahri.
Dia menjamin bahwa misi pengendalian cuaca akan terus dilaksanakan seoptimal mungkin hingga waktu yang ditentukan.
Berita terkait: Jakarta telah menyemprotkan 12 ton garam untuk mengantisipasi hujan deras
Berita terkait: BNPB menggunakan modifikasi cuaca, pemompaan air untuk penanganan banjir
Translator: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025