Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN telah setuju untuk menyinergikan upaya dalam mengembangkan dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang siap ekspor.
Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh kedua kementerian pada hari Senin. MoU mencakup kerja sama dalam memperkuat rantai pasok domestik, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, dan meningkatkan dukungan pembiayaan, antara lain.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengatakan bahwa MoU ini adalah langkah strategis oleh kedua kementerian untuk memperkuat sinergi guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui UMKM.
Selain itu, tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia dan memperluas aksesnya ke pasar domestik dan global.
“Melalui kolaborasi ini, kami akan fokus pada pemanfaatan semua sumber daya bersama untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi ekonomi nasional,” katanya.
Esti mencatat bahwa UMKM, yang berkontribusi 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, memiliki peran fundamental sebagai penggerak ekonomi Indonesia dan berperan dalam menciptakan lapangan kerja serta mengurangi tingkat pengangguran.
Kementerian Perdagangan terus meningkatkan daya saing UMKM melalui tiga pilar utama, yaitu pengembangan produk ekspor, pelaku usaha, dan pasar ekspor.
“Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kontribusi UMKM dalam mendukung pencapaian target pertumbuhan ekspor nasional sebesar 7,1 persen tahun ini,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa sinergi antar kementerian bertujuan untuk membuat UMKM Indonesia dikenal di panggung global.
Kerja sama dan bimbingan Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan dapat membantu UMKM memperluas akses pasar mereka, tambahnya.
Dalam lima tahun terakhir, Kementerian BUMN telah memberikan dukungan signifikan kepada UMKM, mulai dari pembiayaan hingga eksplorasi pasar yang lebih besar.