The stock market has been quite volatile at the beginning of this year, with technology stocks experiencing momentum similar to that of the past two years. However, this trend was disrupted by the emergence of a Chinese start-up called DeepSeek, which claimed to have developed an AI model similar to OpenAI’s ChatGPT at a much lower cost. This news caused a decline in technology stocks, particularly chip stocks like Advanced Micro Devices (AMD) which saw a 10% drop in its shares since late January.
One of the key valuation metrics for analyzing AMD is the forward price-to-earnings multiple (P/E), which takes into account analysts’ forecasts for the company’s future earnings. AMD’s forward P/E of 25.6 is similar to levels seen in September 2023, but the company’s market capitalization has grown by about $30 billion during this period.
The company’s data center business, which competes closely with Nvidia, saw significant growth last year, with a 94% increase in revenue to $12.6 billion. However, slow growth in AMD’s gaming and embedded units has impacted its overall revenue and profit levels. Analysts are projecting continued growth in the data center business and deceleration in other segments, leading to a balanced earnings picture for the company.
The market seems to be applying a multiple of around 10x to AMD’s data center operating income, leading to a $30 billion increase in the company’s value since September 2023. However, the author believes that AMD’s data center business is undervalued and has the potential to be more valuable in the long run, especially compared to Nvidia.
The author sees this as a lucrative opportunity to invest in AMD, as they believe the company’s valuation is discounted relative to its potential in the data center market. The author is bullish on AMD’s prospects in the data center realm and sees it as a legitimate force in the industry.
—
Pasar saham telah mengalami volatilitas pada awal tahun ini, dengan saham-saham teknologi mengalami momentum yang mirip dengan dua tahun terakhir. Namun, tren ini terganggu dengan munculnya sebuah start-up China bernama DeepSeek, yang mengklaim telah mengembangkan model AI mirip dengan ChatGPT milik OpenAI dengan biaya yang lebih rendah. Berita ini menyebabkan penurunan saham teknologi, khususnya saham-saham chip seperti Advanced Micro Devices (AMD) yang mengalami penurunan 10% sejak akhir Januari.
Salah satu metrik valuasi kunci untuk menganalisis AMD adalah forward price-to-earnings multiple (P/E), yang memperhitungkan proyeksi laba masa depan oleh para analis. Forward P/E AMD sebesar 25,6 mirip dengan level yang terlihat pada September 2023, namun kapitalisasi pasar perusahaan telah tumbuh sekitar $30 miliar selama periode ini.
Bisnis pusat data perusahaan, yang bersaing secara ketat dengan Nvidia, mengalami pertumbuhan signifikan tahun lalu, dengan peningkatan pendapatan sebesar 94% menjadi $12,6 miliar. Namun, pertumbuhan lambat di unit gaming dan embedded AMD telah mempengaruhi pendapatan dan tingkat keuntungan secara keseluruhan. Para analis memproyeksikan pertumbuhan berkelanjutan dalam bisnis pusat data dan perlambatan di segmen lain, yang mengarah ke gambaran pendapatan yang seimbang bagi perusahaan.
Pasar tampaknya menerapkan multiple sekitar 10x terhadap pendapatan operasional pusat data AMD, yang menyebabkan peningkatan $30 miliar dalam nilai perusahaan sejak September 2023. Namun, penulis percaya bahwa bisnis pusat data AMD dihargai lebih rendah dan memiliki potensi untuk menjadi lebih berharga dalam jangka panjang, terutama dibandingkan dengan Nvidia.
Penulis melihat ini sebagai peluang investasi yang menguntungkan untuk AMD, karena mereka percaya valuasi perusahaan ini didiskon dibandingkan dengan potensinya di pasar pusat data. Penulis bullish terhadap prospek AMD di ranah pusat data dan melihatnya sebagai kekuatan yang sah dalam industri tersebut.