Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia mengirimkan dua pesawat yang membawa bantuan berat seberat 50,5 ton ke Vanuatu, yang baru-baru ini dilanda gempa.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Luar Negeri Sugiono melepas dua pesawat tersebut di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pada hari Jumat pukul 17.00 waktu setempat.
Para petugas sedang memuat setidaknya dua kontainer bantuan yang berisi obat-obatan, peralatan medis, bantuan makanan, dan logistik evakuasi ke pesawat Garuda Indonesia dengan nomor PK-GFM dan BBN Airline Indonesia PK-BBN.
Sementara itu, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa bantuan Indonesia ke Vanuatu kali ini seberat 50,5 ton dengan nilai Rp11,7 miliar (USD1 = sekitar Rp16.221).
Di samping bantuan logistik, Indonesia juga mengirimkan tim 15 personel paramedis untuk memberikan bantuan kemanusiaan, yang meliputi spesialis bedah, ortopedi, kedokteran dalam, anestesi, dan kedokteran gawat darurat.
Tim ini juga terdiri dari tiga dokter umum, lima perawat, satu apoteker, dan satu staf ahli logistik.
Pesawat-pesawat tersebut akan berangkat dari Jakarta ke Jayapura, Papua, dan kemudian ke Kota Port Vila, Vanuatu. Pesawat akan kembali ke Jakarta melalui transit di Bandara Internasional Fiji.
Gempa yang melanda Vanuatu pada Selasa (17 Desember) dilaporkan telah mengganggu 80 ribu orang, termasuk 14.104 anak-anak dan 769 orang dengan disabilitas.
Bencana ini menyebabkan 18 kasus kematian, 200 orang terluka, dan 947 orang terpaksa mencari perlindungan di gereja dan rumah penduduk di Manples, Britano, Kaweriki, dan Kona. Negara tersebut menetapkan status darurat pada 17-24 Desember 2024.
Dengan bantuan tersebut, pemerintah berharap dapat meringankan beban masyarakat Vanuatu sambil memperkuat hubungan bilateral di wilayah Pasifik.
Berita terkait: Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Vanuatu
Berita terkait: Tidak ada WNI di antara korban gempa Vanuatu: Kemlu
Penerjemah: M Prasetyo, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024