Rabu, 25 Desember 2024 – 16:21 WIB
Jakarta, VIVA – Akhir 2024 ini ditutup dengan cuaca yang tak menentu. Cuaca yang berubah tiba-tiba dari teriknya matahari ke lembap kemudian hujan, menciptakan tantangan besar bagi tubuh kita untuk beradaptasi.
Baca Juga :
Menteri Lingkungan Hidup Optimis Dapat Tekan Angka Kebakaran Hutan dan Lahan
Penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa suhu ekstrem, baik panas maupun dingin, dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Apa saja dampaknya? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Dampaknya tidak hanya melemahkan respons kekebalan tubuh, tetapi juga memperburuk kondisi kesehatan yang
sudah ada. Ini yang menyebabkan rasa tidak enak badan akibat masuk angin, menjadi salah satu keluhan yang muncul di masyarakat dalam situasi ini. Lalu, apa solusinya?
Baca Juga :
Waspada Cuaca Ekstrem saat Libur Natal dan Tahun Baru di Garut Selatan
Warga berjalan menggunakan payung saat hujan di Jakarta. (Foto ilustrasi).
Photo :
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Medical Doctor dari PT. Bintang Toedjoe Dr. Elizabeth Angelina, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan tradisi pengobatan herbal yang tak terbantahkan. Salah satunya adalah jahe merah yang bisa membantu menjaga daya tahan tubuh.
Baca Juga :
10 Wilayah Sulsel Dilanda Banjir, Kota Makassar-Barru Paling Parah
“Jahe merah menjadi salah satu tanaman andalan sejak dulu. Dikenal lebih hangat dan aromatik dibandingkan jahe biasa,
jahe merah mengandung senyawa aktif yang bermanfaat untuk menghangatkan tubuh, melancarkan sirkulasi darah, serta memperkuat daya tahan tubuh,” papar dr. Angel dalam keterangannya, dikutip Rabu 25 Desember 2024.
“Tidak heran jika tanaman ini telah menjadi bagian penting dari pengobatan tradisional di berbagai daerah,” sambungnya.
Bicara antisipasi masuk angin, kegiatan Razia Angin dilakukan di berbagai titik Jakarta sejak akhir November 2024 lalu dan masih akan berlanjut di berbagai kota di Indonesia.
Rindu Melati Siregar, Group Brand Manager Bejo Jahe Merah PT. Bintang Toedjoe, menjelaskan, kegiatan ini diadakan agar masyarakat bersiap menghadapi perubahan cuaca yang tak menentu.
“Kami sebut Razia Angin, karena yang berpartisipasi dipindai menggunakan “detektor angin” untuk mendeteksi jenis angin yang ada di tubuh mereka. Partisipan yang telah dipindai kemudian berfoto untuk mendapatkan “lisensi angin” sebagai tanda mereka telah bergabung dengan Anti Angin Angin Club,” jelasnya.
“Mereka juga bisa mengetahui jenis-jenis angin yang bisa ditangkal oleh Bejo seperti Anti Angin Ribut, Anti Angin Melambai, Anti Angin Terjun, dan Anti Angin Ngegas,” sambungnya.
Kegiatan yang digelar di berbagai halte transportasi umum di Jakarta seperti Bundaran HI, Bendungan Hilir, Halte CSW ASEAN, dan Monas ini diharapkan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan interaktif bagi warga pengguna transportasi umum yang kerap terpapar cuaca buruk.
Juga mengingatkan kembali bahwa solusi alami, seperti jahe merah, tetap relevan dan efektif dalam mendukung gaya hidup modern yang dinamis.
“Adanya Razia Angin ini diharapkan dapat membuat masyarakat paham bahwa menjaga kesehatan tubuh, terutama selama musim hujan, dapat dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan,” pungkas Rindu Melati Siregar.
Halaman Selanjutnya
“Kami sebut Razia Angin, karena yang berpartisipasi dipindai menggunakan “detektor angin” untuk mendeteksi jenis angin yang ada di tubuh mereka. Partisipan yang telah dipindai kemudian berfoto untuk mendapatkan “lisensi angin” sebagai tanda mereka telah bergabung dengan Anti Angin Angin Club,” jelasnya.