Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Eddy Hartono menyatakan bahwa Indonesia mendapatkan peringkat dampak rendah dalam Indeks Terorisme Global (GTI) 2024, sebuah peningkatan dari status dampak sedang sebelumnya pada tahun 2023.
“Dalam laporan Indeks Terorisme Global (GTI) 2024, Indonesia mengalami perbaikan dalam situasi keamanan yang ditunjukkan dengan penurunan peringkat, dari 24 menjadi 31,” katanya dalam konferensi pers pada hari Senin.
GTI menempatkan negara dengan ancaman terorisme terbanyak dalam peringkat tertinggi.
Menurut Hartono, perbaikan kondisi keamanan yang ditunjukkan oleh indeks tersebut mengkategorikan Indonesia sebagai negara dengan dampak rendah dari terorisme.
Ia mencatat bahwa pencapaian ini adalah hasil dari sinergi yang efektif antara BNPT, kementerian dan lembaga terkait, serta aparat penegak hukum.
“Ini adalah hasil kolaborasi kami untuk pencegahan dan mitigasi terorisme,” katanya.
Selain itu, ia juga menyoroti fakta bahwa peringkat Indonesia dalam Indeks Perdamaian Global 2024 juga mengalami peningkatan, sehingga mengklasifikasikannya sebagai negara yang damai.
“Peringkat kita naik lima tempat dalam laporan Indeks Perdamaian Global 2024 dengan kategori perdamaian tinggi,” katanya.
Ia optimis bahwa perbaikan dalam GTI dan Indeks Perdamaian Global dapat membantu Indonesia untuk menstabilkan iklim keamanan dan ekonomi.
Menurut Kepala Badan tersebut, kondisi ekonomi yang stabil dapat dicapai jika situasi keamanan juga stabil.
“Pencapaian ini diharapkan dapat mempengaruhi iklim ekonomi dan keamanan karena keamanan adalah dasarnya,” jelas Hartono.
Sebelumnya, Deputi BNPT Bidang Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto menyatakan bahwa peningkatan peringkat GTI juga diikuti dengan penurunan jumlah kematian terkait terorisme di Indonesia.
“Jumlah kematian akibat terorisme di Indonesia turun sebesar 22 persen pada tahun 2023, sehingga tidak ada kematian akibat terorisme pada tahun tersebut,” katanya.