Mengubah Bisnis Keluarga Menjadi Kerajaan Global Senilai Rp763 Triliun: Strategi Sukses Hartono Bersaudara

Michael dan Robert Hartono, dua taipan terkaya di Indonesia, telah berhasil mengembangkan bisnis keluarga mereka dari sektor tembakau ke sektor perbankan dan ritel online. Kekayaan mereka saat ini mencapai USD47 miliar atau Rp763 triliun, menjadikan mereka salah satu keluarga terkaya di dunia. Menurut Bloomberg, mereka menduduki peringkat ke-17 dalam daftar keluarga terkaya sedunia dan merupakan satu-satunya keluarga dari Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 25 keluarga terkaya.

Menurut majalah Forbes, Michael (85) dan Robert (83) telah menjadi miliarder terkaya di Indonesia selama lebih dari satu dekade. Kekayaan mereka meningkat sebesar USD2,3 miliar tahun ini berkat kenaikan saham Bank Central Asia (BCA), di mana mereka merupakan pemegang saham terbesar. BCA berhasil meraih pendapatan Rp99,7 triliun atau USD6,5 miliar tahun lalu dan mencatat pertumbuhan kredit yang mengesankan.

Dari awalnya berbisnis di industri rokok kretek dengan perusahaan ayah mereka, Djarum, kedua bersaudara ini berhasil mengembangkan bisnis tersebut ke berbagai sektor lain seperti elektronik, perbankan, dan real estat. Mereka juga memperluas pasar produk kretek Djarum ke luar negeri, terutama ke Inggris dan Australia.

Pada tahun 1975, mereka mendirikan Polytron, sebuah merek elektronik konsumen yang sangat populer di Indonesia. Ketika krisis keuangan Asia melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, mereka memutuskan untuk memperluas investasi mereka dengan bergabung dalam konsorsium yang mengakuisisi mayoritas saham BCA dengan total investasi sebesar Rp5,3 triliun.

Kesuksesan keluarga Hartono ini tidak terlepas dari kegigihan dan inovasi dalam mengelola bisnis keluarga mereka. Mereka terus melakukan diversifikasi bisnis dan mengikuti perkembangan pasar global untuk memastikan kelangsungan bisnis keluarga mereka. Dengan nilai kekayaan yang terus bertambah, tidak mengherankan jika mereka menjadi salah satu keluarga terkaya di dunia.

MEMBACA  Serangan pisau fatal membuat imigrasi menjadi prioritas utama dalam agenda politik Jerman.

Tinggalkan komentar