Jakarta (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan bahwa tidak ada warga Indonesia di antara korban gempa berkekuatan 7,3 magnitudo di Vanuatu pada Selasa.
“Sampai saat ini, tidak ada informasi mengenai warga Indonesia di antara korban gempa (di Vanuatu),” kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Kementerian tersebut, kepada ANTARA pada hari Rabu.
Ia menyatakan bahwa Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, yang diakreditasi untuk Vanuatu, sedang berkoordinasi dengan otoritas Vanuatu untuk menjalin komunikasi dengan warga Indonesia yang tinggal di negara Pasifik tersebut.
Menurut direktur kementerian tersebut, kedutaan mencatat 48 warga Indonesia, sebagian besar adalah awak kapal yang saat ini tinggal di Vanuatu.
Nugraha menyatakan bahwa kementerian dan Kedutaan Besar Indonesia di Canberra akan terus memantau situasi di Vanuatu pasca gempa.
Gempa berkekuatan 7,3 magnitudo mengguncang negara kepulauan Pasifik Vanuatu pada Selasa pukul 12.51 waktu setempat. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan bahwa gempa dahsyat tersebut terjadi kurang dari 20 mil di sebelah barat ibu kota Vanuatu, Port Vila, seperti dilaporkan oleh Sputnik.
Jumlah korban tewas akibat gempa tersebut telah meningkat menjadi 14, sementara 200 orang lainnya meminta bantuan, menurut Katie Greenwood, kepala Kantor Pasifik Federasi Internasional Palang Merah.
Sementara itu, upaya penyelamatan untuk membebaskan orang yang terperangkap di bawah bangunan runtuh dan puing-puing terus dilakukan sepanjang malam, dilaporkan radio RNZ Selandia Baru.
Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai mengatakan bahwa keadaan darurat dan jam malam juga diberlakukan di daerah yang paling parah rusak.
Berita terkait: Indonesia tak buru-buru mengakui pemerintahan baru Suriah
Berita terkait: Pemerintah akan memperketat pengawasan rekrutmen pekerja migran
Reporter: Asri Mayang Sari, Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024