Spesialis Teknik Sebutan Drainase dan Alih Fungsi Lahan Sebagai Penyebab Banjir di Jember

Sabtu, 14 Desember 2024 – 12:37 WIB

Pakar Teknik Sumber Daya Air Universitas Muhammadiyah Jember Prof Nanang Saiful Rizal. ANTARA/HO-Unmuh Jember

jatim.jpnn.com, JEMBER – Pakar Teknik Sumber Daya Air Universitas Muhammadiyah Jember Prof Nanang Saiful Rizal mengungkapkan sistem drainase yang kurang memadai menjadi salah satu penyebab utama banjir melanda kawasan kota di kabupaten setempat.

“Salah satu penyebab utama banjir adalah sistem drainase kawasan permukiman yang kurang memadai,” kata Nanang, Jumat (13/12).

Banjir yang terjadi pada Kamis (12/12) merendam ratusan rumah dengan ketinggian air mencapai 80 cm hingga satu meter.

Nanang memaparkan bahwa alih fungsi lahan menjadi perumahan tanpa memperhatikan aspek konservasi juga berkontribusi besar terhadap meningkatnya risiko banjir.

Nanang menjelaskan perubahan fungsi lahan dari pertanian ke perumahan meningkatkan koefisien limpasan air, sehingga debit air saat hujan melonjak lebih dari dua kali lipat. Kondisi itu diperparah dengan kapasitas anak Sungai Bedadung yang tidak lagi mampu menampung air dalam jumlah besar.

“Alih fungsi lahan harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur resapan, seperti bendungan, embung, atau long storage, agar air hujan dapat tersimpan dan tidak langsung menjadi limpasan,” ujar dia.

Nanang mengusulkan penerapan sistem zero run-off di kawasan perumahan, di mana air hujan diresapkan melalui sumur resapan di setiap rumah. Kelebihan air dapat dialirkan ke kolam retensi atau danau buatan di sekitar perumahan.

“Sistem ini tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga meningkatkan ketersediaan air tanah untuk musim kemarau,” jelasnya.

Sistem drainase permukiman yang kurang memadai menjadi penyebab banjir di Jember.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News

MEMBACA  Tanah longsor menewaskan setidaknya 15 orang, mengungsi jutaan, di Bangladesh dan India | Berita Cuaca

Tinggalkan komentar