Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk mendapatkan resep dokter sebelum memperoleh dan mengonsumsi obat antibiotik untuk menghambat perkembangan resistensi antimikroba (AMR). “Jangan membeli antibiotik tanpa resep dokter. Ini penting bagi masyarakat kita,” katanya pada acara puncak World AMR Awareness Week 2024 di Jakarta pada hari Minggu.
Sadikin menekankan bahwa pembelian obat antimikroba secara independen dan tanpa pengawasan dapat membahayakan orang karena penggunaan obat yang tidak tepat dan berlebihan. Praktik semacam itu akan mengakibatkan kuman dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat-obatan yang seharusnya membunuh mereka.
“Banyak orang meninggal karena sepsis di rumah sakit. Sepsis disebabkan oleh infeksi, yang seharusnya diatasi dengan antibiotik. Lalu, mengapa ada yang meninggal? Karena obat yang dikonsumsi sudah tidak efektif,” katanya.
Menteri juga mendesak semua dokter untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada masyarakat dan mengedukasi mereka tentang bahaya yang ditimbulkan oleh konsumsi antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat.
“Dan setelah Anda mendapatkan resep dokter, Anda harus mengonsumsi antibiotik sesuai dengan frekuensi dan durasi yang ditentukan oleh petunjuk penggunaan obat,” ujarnya.
Selain itu, Sadikin juga menyoroti tingginya tingkat penggunaan obat antimikroba di Indonesia, menunjukkan bahwa beberapa penelitian telah menunjukkan kontaminasi antibiotik di tempat-tempat yang tidak biasa.
Mengingat hal itu, menteri mendorong warga untuk berhati-hati saat membeli dan mengonsumsi antibiotik untuk melindungi Indonesia dari ancaman resistensi antimikroba, yang dianggap sebagai pandemi yang terjadi diam-diam.
Berita terkait: Indonesia meningkatkan upaya untuk melawan AMR
Berita terkait: Sistem pengendalian AMR di rumah sakit Tulungagung ditetapkan sebagai proyek uji coba
Translator: Sean F, Tegar Nurfitra
Editor: Atman Ahdiat
Hak cipta © ANTARA 2024