Sabtu, 7 Desember 2024 – 03:26 WIB
Jakarta, VIVA – Buntut dari kontroversinya dengan penjual es teh, Gus Miftah memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Diakuinya keputusan ini diambil setelah ia melakukan salat istikharah dan merenungkan tanggung jawabnya dengan mendalam.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji miliknya di Sleman, Yogyakarta, pada Jumat, 6 Desember 2024. Dalam pernyataannya, Gus Miftah menegaskan bahwa keputusannya ini lahir dari kesadaran pribadi tanpa tekanan pihak manapun.
Viral Gus Miftah Berkata Kasar ke Pedagang Es Teh
“Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin menyampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam, setelah berdoa bermuhasabah, dan istikharah. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan,” ujarnya yang dikutip dari VIVA pada Jumat, 6 Desember 2024.
Ia menambahkan, langkah tersebut diambil bukan karena tekanan eksternal melainkan sebagai bentuk penghormatan terhadap Presiden dan masyarakat.
Gus Miftah menggalang dukungan kiai kampung di Tambakberas, Jombang
Sebelumnya, Gus Miftah menuai kontroversi setelah video dirinya yang dianggap merendahkan pedagang es teh, Sunhaji, beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, Gus Miftah melontarkan guyonan yang dianggap tidak pantas, menyebabkan banyak pihak geram.
“Es teh mu sih akeh (masih banyak) enggak? ya sana jual goblok,” ucapan Gus Miftah yang viral.
Reaksi publik terhadap video tersebut begitu besar sehingga Presiden Prabowo Subianto melalui Sekretaris Kabinet Merah Putih, Mayor Teddy Indra Wijaya, memberikan teguran resmi. Presiden juga meminta Gus Miftah untuk segera meminta maaf secara langsung kepada pedagang tersebut.
Sebagai tindak lanjut, Gus Miftah mendatangi Sunhaji untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung. Meski langkah ini telah dilakukan, kontroversi yang muncul tampaknya membuat Gus Miftah merasa perlu bertanggung jawab dengan melepaskan jabatan strategisnya.