Pemerintah Kota Jayapura, komunitas adat mendukung program pertanian pangan

Pemerintah Kabupaten Jayapura dan komunitas adat Papua telah berjanji untuk bekerja sama dan mendukung program food estate pemerintah pusat, demikian disampaikan oleh Bupati Semual Siriwa di Sentani pada hari Minggu.

Program food estate ini diluncurkan oleh pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, dan dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, katanya.

Siriwa menekankan pentingnya menyadari bahwa program food estate dan program pembangunan berkelanjutan lainnya harus melibatkan komunitas asli Papua.

“Di Papua, setiap program yang diinisiasi oleh pemerintah pusat maupun daerah, perlu melibatkan komunitas asli Papua agar tujuan pembangunan dapat tercapai sesuai harapan,” katanya.

Menurut Siriwa, program food estate sangat bagus karena pemerintah pusat berupaya membangun sistem pangan yang terintegrasi.

“Tanah ini dimiliki oleh komunitas adat. Oleh karena itu, program harus melibatkan mereka agar mereka juga dapat menikmati peningkatan kesejahteraan sebagai dampak positif dari program tersebut,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa program food estate akan berdampak langsung pada ekonomi masyarakat Papua.

“Pengembangan program food estate juga harus dilakukan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Jayapura 2025-2045 (RPJPD 2025-2045),” katanya.

Untuk itu, perwakilan pemerintah pusat dan daerah harus duduk bersama untuk mendiskusikan rencana tersebut dengan melibatkan masyarakat pribumi di seluruh wilayah Kabupaten Jayapura.

“Kami tentu berharap bahwa program ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Jayapura,” katanya.

Berita terkait: Pengembangan food estate Merauke untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua: pemerintah
Berita terkait: Pemerintah siapkan food estate 10.000 ha di Papua: Presiden

Translator: Yudhi Efendi, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024

MEMBACA  Program Lumbung Pangan harus memperhatikan aspek sosial budaya: BRIN