Minggu, 10 November 2024 – 00:12 WIB
Presiden Direktur PT Takeda Andreas Gutknecht dalam talk show \”Lindungi Keluarga Anda dari Ancaman Dengue: #Ayo3MPlusVaksinDBD\”, bagian dari acara peringatan HKN 2024 besutan Kemenkes di Jakarta Convention Center, Sabtu (9/11). Foto dok. Takeda
jpnn.com, JAKARTA – Insiden kasus dengue secara global meningkat pesat dalam dua dekade terakhir.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lonjakan kasus sepuluh kali lipat di tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada 2019.
Sementara, hingga 30 April 2024, lebih dari 7,6 juta kasus dengue dilaporkan ke WHO, termasuk lebih dari 3.000 kematian.
Di Indonesia, peningkatan kasus dengue juga sangat signifikan, dengan lebih dari 88 ribu kasus dan 621 kematian tercatat sampai akhir April 2024, sekitar tiga kali lipat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
\”Prevalensi dengue di Indonesia menunjukkan tantangan kesehatan yang serius, meski pemerintah telah menerapkan strategi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), angka kasus masih fluktuatif,\” kata Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (KemenkesKemenkes) RI, dr. Agus Handito, SKM, M.Epid, Sabtu (9/11).
Pemerintah juga mengembangkan Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021-2025, yang mencakup manajemen vektor yang efektif, peningkatan tatalaksana, surveilans, hingga inovasi seperti vaksinasi, dan penggunaan nyamuk ber-Wolbachia.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu menyadari upaya pencegahan tidak hanya tergantung pada pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif dari masing-masing individu.
Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD, menjadi salah satu langkah krusial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara berkelanjutan.
Kasus dengue meningkat, Kemenkes dan Takeda menggencarkan upaya pencegahan, salah satunya vaksinasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
\”