Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur Nusa Tenggara Timur meletus pada Minggu tengah malam. Erupsi tersebut menyebabkan 9 orang meninggal, termasuk satu keluarga di Desa Klatanlo dan dua korban dari desa tetangga, Dulipali. Selain korban jiwa, peristiwa ini juga mengakibatkan sejumlah rumah terbakar yang diduga terkena luncuran api dan sambaran petir.
Kejadian ini membuat 3 desa yang terdampak erupsi segera melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, dan Dulipali masing-masing berjarak 4-5 kilometer dari titik erupsi. Kepala Desa Hokeng Jaya, Bebby Namang, menyampaikan bahwa korban yang tertimbun material erupsi berasal dari Desa Klatanlo. Suster Nikolin, pimpinan biara SSPS Hokeng, termasuk salah satu korban yang meninggal karena terjebak akibat tertimpa batu besar.
Saat ini, proses evakuasi warga masih berlangsung. Warga dievakuasi berdasarkan desa yang terdampak, dengan prioritas untuk lansia, ibu, dan anak-anak. Kades Namang mengungkapkan bahwa bantuan darurat dan tenaga evakuasi sangat dibutuhkan. Babinsa sudah turun ke lokasi, namun masih dibutuhkan lebih banyak tenaga medis untuk menangani warga yang terluka.
Gunung Lewotobi Laki-Laki selama ini sering mengalami erupsi ringan, sehingga warga di sekitar gunung telah terbiasa dengan keadaan tersebut. Namun, mereka lebih takut dengan guguran material saat hujan lebat. Status Gunung Lewotobi Laki-Laki sebelumnya berada pada level III, namun setelah terjadi erupsi statusnya naik menjadi level IV (awas) pada 3 November 2024. Letusan tersebut terjadi secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.
Evakuasi warga masih terus dilakukan untuk memastikan keselamatan mereka. Warga di desa-desa sekitar gunung berapi sedang menghadapi situasi yang darurat dan memerlukan bantuan lebih lanjut dari pihak terkait. Semoga bantuan segera dapat diberikan kepada mereka yang membutuhkan.