Nilai Sterling Anjlok 1% setelah Bailey menyarankan pemotongan suku bunga yang lebih agresif

Andrew Bailey, Gubernur Bank of England, mengisyaratkan bahwa data inflasi yang lebih positif dapat mendorong bank sentral menuju pendekatan yang lebih agresif terhadap pemotongan suku bunga. Hal ini menyebabkan poundsterling Inggris jatuh lebih dari 1% terhadap dolar AS pada Kamis.

Sterling turun 1,12% menjadi $1,3119 pada pukul 9:45 pagi di London. Mata uang Inggris menguat setelah pertemuan BOE pada bulan September, ketika para pembuat kebijakan Inggris menunjukkan sikap yang lebih hawkish dibandingkan dengan Federal Reserve AS.

Bailey mengatakan kepada surat kabar The Guardian dalam wawancara yang diterbitkan pada Kamis bahwa BOE dapat menjadi “sedikit lebih agresif” dalam pendekatannya terhadap pemotongan suku bunga jika perkembangan inflasi terus baik.

Beliau juga mengatakan bahwa ia merasa senang bahwa tekanan biaya hidup tidak sepersistent seperti yang sebelumnya dipikirkan, menurut Guardian.

CNBC telah menghubungi BOE untuk memberikan komentar terkait kutipan tersebut.

Bank sentral mempertahankan suku bunga kunci pada bulan September, setelah memangkasnya sebesar 25 basis poin pada bulan Agustus menjadi 5%. Selama pertemuan September, institusi tersebut mengungkapkan kekhawatiran tentang inflasi jasa dan pasar tenaga kerja, meskipun inflasi inti berada di sekitar target 2%.

Ikoni grafik saham

Pound vs dolar.

Berita terbaru ini akan segera diperbarui.

MEMBACA  Rantai pasokan Amerika Serikat terancam dalam perselisihan serikat kereta api

Tinggalkan komentar