Jakarta (ANTARA) – Jumlah pesawat di Indonesia mulai pulih setelah mengalami penurunan tajam akibat pandemi COVID-19, menurut seorang pejabat dari Kementerian Perhubungan.
Saat evaluasi kinerja transportasi publik pada hari Rabu, juru bicara kementerian, Adita Irawati, menyatakan bahwa pandemi secara signifikan memengaruhi industri penerbangan Indonesia, termasuk jumlah pesawat yang beroperasi.
“Ukuran armada mengalami penurunan drastis, turun menjadi hanya sekitar 40 persen dari sebelum pandemi,” katanya. “Meskipun pulih secara bertahap, namun belum kembali ke level sebelum pandemi.”
Sebelum pandemi, sekitar 800 pesawat beroperasi di Indonesia. Angka ini turun drastis hingga hanya 40 persen selama pandemi, tambah Irawati.
Saat ini, kementerian melaporkan bahwa jumlah pesawat yang beroperasi telah mencapai antara 450 dan 500.
Irawati menyoroti bahwa ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan tetap menjadi masalah utama di sektor penerbangan, karena armada yang tersedia belum dapat sepenuhnya memenuhi permintaan saat ini.
Beliau juga menekankan bahwa ketidakseimbangan ini memengaruhi harga tiket pesawat.
Kementerian Perhubungan menekankan perlunya lebih dari 800 pesawat untuk memenuhi permintaan perjalanan, terutama di wilayah-wilayah pariwisata prioritas.
Irawati menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan koridor harga dengan batas tarif atas dan bawah untuk menstabilkan harga tiket. Namun, maskapai diperbolehkan untuk menetapkan harga pada batas atas berdasarkan kondisi pasar.
Beliau menambahkan bahwa selama periode perjalanan puncak, seperti musim mudik atau liburan Natal dan Tahun Baru, diharapkan terjadi lonjakan permintaan perjalanan udara.
Irawati memperingatkan bahwa jika pemerintah menemukan adanya pelanggaran batas tarif yang ditentukan, akan diberlakukan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berita terkait: Menteri Pariwisata mendukung usulan penghapusan pajak tiket pesawat
Berita terkait: Menteri Uno menetapkan koordinasi untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik
Penerjemah: Muhammad Harianto, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024