“
loading…
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di Indonesia terjadi pada November-Desember 2024. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di Indonesia terjadi pada November-Desember 2024. Sementara sejumlah wilayah baru mengalami puncak musim hujan mulai Januari 2025.
\”Puncak musim hujan 2024-2025 diprediksi akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di 303 zona musim atau 43,35% dari zona musim yang meliputi wilayah pulau Sumatera, Jawa Pesisir Selatan, dan Kalimantan,\” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (19/9/2024).
Namun, Dwikorita mengatakan, terdapat sebanyak 250 Zona Musim atau 35,77% yang diprediksi juga akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025. Wilayah tersebut yaitu Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan sebagian besar Papua.
\”Kesimpulan prediksi musim hujan 2024-2025, perlu disimpulkan bahwa awal musim hujan di Indonesia bervariasi dimulai dari Pulau Sumatera bagian barat yang memasuki hujan pada bulan Agustus 2024, kemudian secara bertahap meluas ke wilayah timur hingga di bulan Desember 2024,\” kata Dwikorita.
Pada umumnya, Dwikorita mengungkapkan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada periode Oktober hingga November 2024. Dibandingkan rata-ratanya, musim hujan 2024-2025 akan datang lebih awal dari biasanya.
\”Selain itu sifat hujan pada musim hujan 2024/2025 diprediksi akan berada pada kategori normal yang menunjukkan kondisi yang tidak terlalu basah maupun kering. Puncak musim hujan akan banyak terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan di bulan Januari hingga Februari 2025 untuk Indonesia bagian timur,\” kata Dwikorita.
\”Namun tadi juga perlu diketahui ada juga sebagian wilayah ya, yang mengalami musim hujan yang di atas normal atau lebih basah yaitu 35,6% ya, yang di atas normal yang tadi meliputi pulau Sumatera ya, pesisir Jawa Selatan bagian barat, sebagian NTT dan seterusnya. Dan masih ada juga yang sebagian kecil hanya 0,3% mengalami musim hujan di bawah normal atau lebih kering dari normalnya,\” katanya.
Dwikorita telah mengimbau semua pihak baik Kementerian dan Lembaga, pemerintah daerah, instansi terkait seluruh pihak terkait dan seluruh masyarakat dalam menghadapi musim hujan 2024-2025 untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal atau lebih basah dibandingkan biasanya.
\”Wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor ya, termasuk angin kencang ya, juga kilat petir ini juga perlu diperhatikan,\” imbaunya.
(abd)
\”