X milik Elon Musk menghapus program verifikasi warisannya untuk pengguna ketika platform itu masih dikenal sebagai Twitter. Sejak saat itu, X telah menjadi tampat perlindungan bagi misinformasi dan rasialisme.
Namun, menurut kepala produk baru X, Nikita Bier, situs tersebut berencana untuk melakukan pembenahan besar-besaran pada profil dalam upaya memulihkan kepercayaan pengguna. Dalam sebuah postingan di X, Bier menjelaskan bahwa platform sedang menguji tampilan profil baru yang mencantumkan negara asal pengguna, kapan mereka bergabung dengan situs, bagaimana pengguna mengakses X, dan berapa kali perubahan nama pengguna yang telah dialami akun tersebut.
Pengguna X saat ini dapat mencantumkan lokasi mereka di profil. Namun, tampaknya informasi profil baru ini tidak dihasilkan oleh pengguna. Platform akan menampilkan di mana akun tersebut berbasis melalui lokasi dari mana pengguna sebenarnya memposting.
"Ketika Anda membaca konten di X, Anda harus bisa memverifikasi keasliannya," posting Bier di X. "Ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran tentang isu-isu penting yang terjadi di dunia."
Bier mengatakan akan ada "tombol toggle" yang memungkinkan pengguna untuk menyembunyikan informasi tertentu demi melindungi privasi sebagian pengguna. Meski begitu, Bier menyebutkan bahwa informasi apa pun yang dikonfigurasi oleh pengguna akan ditandai agar pengguna lain juga mengetahuinya. Bier juga membagikan bahwa mereka sedang bereksperimen dengan informasi apa saja yang akan dimasukkan ke dalam bagian ini, sehingga data akun baru mungkin ditambahkan atau dihapus seiring X menguji fitur tersebut.
Lencana verifikasi biru dulunya merupakan indikator bahwa seorang pengguna adalah sumber terpercaya di X. Akan tetapi, setelah Musk mengakuisisi perusahaan, ia menghapus sistem verifikasi lama yang mengharuskan perusahaan itu sendiri memverifikasi pengguna-pengguna penting seperti politisi, jurnalis, dan selebriti. Kini, semua pengguna dapat membayar $8 per bulan untuk mendaftar X Premium dan menerima lencana verifikasi biru. Akibatnya, para spammer dan provokator telah mempersenjatai status terverifikasi mereka untuk menyebarkan penipuan dan misinformasi di platform.
Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, menyediakan jenis informasi serupa untuk laman dan profil tertentu di platform mereka. Misalnya, pengguna dapat membuka bagian ‘Tentang’ di mana pun Facebook Page dan melihat negara asal pengguna di balik halaman tersebut, serta perubahan nama yang pernah dialami halaman itu.
Menurut Bier, X akan mulai menerapkan kebijakan baru ini pada sejumlah kecil profil karyawan X untuk mendapatkan umpan balik.