Pernah denger tentang The Velvet Sundown? Mereka mirip kayak The Velvet Underground, tapi bedanya The Velvet Underground jelas-jelas nyata, sedangkan eksistensi The Velvet Sundown masih jadi tanda tanya.
Foto-foto band ini terlihat sangat mirip hasil AI — terlalu bersih, kurang tekstur, dan terasa anehnya terlalu “tidak manusiawi”. Tapi anehnya, mereka udah punya lebih dari 372.000 pendengar bulanan di Spotify. Bio mereka bilang mereka “secara diam-diam memikat” dan pake metafora aneh yang samar kayak teks AI, semacem ngibarat musik mereka kayak “aroma yang tiba-tiba bawa kamu ke tempat tak terduga.”
Katanya, band ini dibentuk sama Gabe Farrow (vokal & mellotron), Lennie West (gitar), Milo Raines (synth), dan Orion “Rio” Del Mar (perkusi). Tapi nggak ada satupun dari mereka yang pernah diwawancara. Mereka juga nggak punya akun Instagram, TikTok, atau Facebook — bahkan akun resmi band-nya sendiri juga nggak ada. Faktanya, sepertinya nggak ada jejak digital sama sekali dari para personil ini.
Kredit lagu di Spotify juga agak mencurigakan. Biasanya artis punya banyak nama di kredit, tapi untuk semua lagu The Velvet Sundown, yang tertulis cuma “Dipentaskan oleh”, “Ditulis oleh”, dan “Sumber” oleh The Velvet Sundown. Nggak ada produser yang dicantumin.
“The Velvet Sundown nggak mencoba menghidupkan masa lalu,” tulis bio Spotify mereka. “Mereka menulis ulang masa lalu. Mereka terdengar seperti kenangan akan waktu yang sebenarnya nggak pernah terjadi… tapi entah bagaimana terasa nyata.”
Apakah mereka cuma bercanda? Setelah dengerin sendiri, musiknya emang kedengeran kayak hasil AI — liriknya nggak spesifik, musiknya kurang dalam. Tapi ya… lumayan enak didenger? Suno dan Udio, dua generator musik berbasis AI, udah sekitar dua tahun terakhir “memproduksi sampah tanpa jiwa”, seperti dilaporkan Music Radar. Kalo The Velvet Sundown beneran pake tools itu, mungkin ini salah satu contoh pertama yang berhasil “menangkap imajinasi publik” seperti yang dikhawatirkan kritikus teknologi.
Di YouTube, udah ada ekosistem musik AI yang berkembang. Salah satu yang menonjol adalah AI For The Culture, channel yang mengubah lagu rap & R&B jadi ala Motown atau blues jadul — lengkap dengan artis fiktif dan bio AI yang dibuat sesuai. Contoh terkenalnya: cover AI lagu Future “Turn On the Lights” yang kemudian di-sampling sama rapper JPEGMAFIA di album terbarunya.
Walaupun band ini belum mengkonfirmasi bahwa mereka hasil AI, mereka juga nggak berusaha membuktikan sebaliknya. Music Radar bilang musiknya “memiliki ciri khas lo-fi yang tak bisa disangkal dari kreasi Suno.” Sebuah post di Reddit bahkan bilang nggak ada “sedikitpun bukti di internet bahwa band ini pernah ada.”
Tapi pada akhirnya, nggak ada bukti konkrit kalau band ini beneran hasil AI, dan disitulah masalahnya. Ketika musik AI udah susah banget dibedakan, siapa yang bertugas mendeteksinya? Hal ini bikin beberapa pengguna kecewa sama Spotify karena nggak memberi tahu pendengar apakah suatu musik hasil AI atau bukan. “Kita harusnya udah boikot Spotify sekarang,” kata seorang user Reddit, dengan user lain nimpalin bahwa band ini juga ada di Apple Music dan Amazon Music.
Spotify belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Mashable.
Topik: Kecerdasan Buatan Musik