Musim dingin lalu, kebun pintar indoor terbaru Plantaform tiba di rumah saya di Brooklyn. Saya antusias dengan gagasan menanam selada hijau, seperti Mark Watney, botanis yang terdampar di Mars dalam film The Martian. Sebagian besar penghuni apartemen seperti saya tidak punya akses ke kebun belakang, dan kalaupun ada, suhu di luar sedang di bawah titik beku. Sistem tanam berbentuk telur futuristik ini menjanjikan hasil melimpah dengan usaha minim berkat teknologi penyiraman fogponik inovatif dari Plantaform.
Mirip dengan sistem aeroponik—di mana akar digantung dan disemprot larutan nutrisi—Plantaform menggunakan ultrasonic fogger untuk menghasilkan kabut "kaya nutrisi" yang membasahi akar dan tanaman, alih-alih memakai nozzle atau sprinkler konvensional. Dengan harga $750, kebun indoor Plantaform ini jelas bukan taman meja yang banyak dijual di Amazon, meski ukurannya lebih mirip itu ketimbang pesaing sekelas Gardyn atau Rise yang harganya setara.
Mulai Menanam
Foto: Lisa Wood Shapiro
Diklaim sebagai "kebun indoor pintar pertama yang memakai teknologi kabut ‘inovatif’," Plantaform dilengkapi aplikasi canggih yang memandu setiap langkah: kapan melepas tutup benih, mengisi ulang tangki, dan yang terpenting, kapan memanen. Tanpa perlu nebak-nebak, ada tujuh paket tanaman pilihan: campuran selada, tomat ceri, cocktail mix, rempah dasar, sayuran daun, bunga edible, dan superfood salad berisi chard, bok choy, serta kale. Dengan harga $29 per kotak, kit berisi 15 pod ini mirip baki kapsul Keurig yang lebih tipis. Sayangnya, siklus tanam Plantaform spesifik per kit, jadi tomat tak bisa dicampur bunga atau slada.
Butuh banyak plastik untuk membentuk "telur" setinggi 60 cm dengan keliling 70 inci yang sulit digenggam. Lebih baik ada roda atau pegangan. Hanya 50 menit dari pembukaan kotak hingga pairing aplikasi—termasuk perakitan, mencampur nutrisi, mengisi tangki air, memasang pod, dan menutupinya. Plantaform menyarankan pakai air destilasi atau reverse osmosis karena tak ada filter internal. Saya pakai air keran—New York kan terkenal memiliki air keran terbaik di AS. Meski fotonya terlihat kedap udara, ada ventilasi di empat jendela magnetik longgar. Saya taruh Plantaform di kamar anak saya. Aplikasi menyebut panen dalam 45 hari.
Ruang untuk Bernapas
14 dari 15 pod berkecambah. Beberapa hari kemudian, aplikasi meminta saya melepas tutup benih karena masuk fase pertumbuhan. Plantaform butuh pencahayaan LED terus-menerus selama 14 jam. Saat anak saya pulang kuliah, saya ubah jadwal nyala dari jam 6 pagi jadi jam 8 agar tak mengganggunya. Bagi penghuni studio, siklus lampu panjang ini perlu dipertimbangkan. Awalnya, semuanya berjalan mulus. Aplikasi mencatat hari menuju panen dan jadwal isi ulang air—yang tak terlalu sering.
Foto: Lisa Wood Shapiro