Kontroller yang dapat dilepas sangat berkontribusi dalam meningkatkan portabilitas dan kegunaan perangkat. Layarnya dilengkapi kickstand flip-out yang kokoh di bagian belakang, sehingga saya merasa lebih nyaman menaruh konsol di atas meja atau bar di depan saya, dan memegang kontroller di tingkat pangkuan. Keunggulan dari konstruksi yang solid ini adalah kontroller memiliki genggaman bawaan yang nyaman, dilengkapi dengan stik Hall effect magnetik yang halus, serta tombol-tombol dengan sentuhan yang lembut namun tetap responsif.
Ada juga dua inklusi kecil di sini yang menurut saya sangat mendukung pengalaman pengguna. Yang pertama adalah case yang disertakan. Mungkin terdengar tak penting, namun seringkali konsol gaming genggam tidak menyertakannya. Karena ukurannya tidak standar, seringkali sulit mencari case dari pihak ketiga, terutama saat peluncuran. Meski saya tidak sepenuhnya mempercayai pouch semi-soft ini untuk melindungi perangkat baru di bagasi tercatat, saya cukup nyaman melemparkannya ke dalam tas ransel dan bersepeda. Saya juga apresiasi adanya tempat kecil untuk aksesori mode FPS di dalamnya. Fitur lain adalah sensor sidik jari, yang berkerja secara konsisten dan cepat, serta jauh lebih praktis dibanding harus mengetik kata sandi di layar sentuh setiap kali membangunkan sistem, meski posisinya agak sedikit kurang ergonomis.
Game On
Performanya pada AMD Z2, syukurlah, jauh lebih baik dibanding Z2 Go yang ada di Legion Go S. Pada resolusi asli, dengan pengaturan maksimal namun ray tracing dimatikan, saya mendapatkan 20 FPS dalam benchmark Cyberpunk 2077. Mungkin terdengar rendah jika dibandingkan dengan angka dari desktop, tapi ini cukup mengesankan untuk sebuah handheld gaming. Sebagai perbandingan, Z2 Go hanya mencapai 20 FPS dengan pengaturan grafis rendah pada resolusi sama. Dengan sedikit penyesuaian atau penurunan resolusi, Anda dapat dengan mudah mencapai lebih dari 60 FPS di salah satu game modern yang lebih menuntut.
Pada judul-judul indie seperti *Ball x Pit* yang baru dirilis, angka framerate tetap menempel di batas 144-Hz layar, yang merupakan kabar bagus karena Anda akan kerap dapat memanfaatkan refresh rate yang mulus tersebut. Panelnya sendiri adalah OLED, dan ini merupakan salah satu layar handheld gaming terbaik yang pernah saya uji, dengan warna yang penuh dan hidup serta tingkat hitam yang dalam. Layar ini mengukur 336 nit pada kecerahan maksimal, namun yang lebih mengesankan, mencakup 100 persen spektrum sRGB dan 94 persen AdobeRGB, dengan delta akurasi warna .86. Cakupan dan akurasi warna tersebut setara dengan beberapa laptop dan monitor komputer terbaik. Sangat menyenangkan untuk bermain, dan meski memiliki finish glossy, saya tidak mengalami masalah gangguan berarti akibat refleksi berat atau silau.