Awalnya saya mengira fitur SuperWide akan membuat dialog sulit dipahami, namun Stage Pro memiliki kejelasan vokal yang luar biasa baik untuk mode Far maupun Near, bahkan dalam mode Musik dan Film. Saya rasa peningkatan tambahan di area mid-tinggi dan tinggi pada mode Vokal tidak terlalu diperlukan.
Sebagai speaker musik, Stage Pro lebih cocok untuk volume rendah dan jarak dekat. Bukan berarti tidak bisa keras—bahkan bisa sangat keras—hanya saja kualitas suaranya tidak optimal pada level tersebut. Suara melengking di area tinggi mulai muncul sekitar volume 50 persen, dan pada 75 persen terdengar seperti noise.
Fidelitas terbaik akan Anda dapatkan dalam mode stereo biasa, meski bahkan dalam mode ini saya harus menurunkan setelan treble ke level terendah untuk mengimbangi peningkatan di area tinggi yang terlalu signifikan. Pengalaman mendengarkan musik dalam dua mode SuperWide bisa beragam. Definisi midrange agak dikorbankan (seperti penipisan detail yang saya sebutkan tadi), sehingga area tinggi jadi terlalu dominan. Pada beberapa lagu, seperti “Taste” karya Sabrina Carpenter, hal ini menciptakan jarak antara nada bass dan vokal. Beberapa lagu lain justru terdengar lebih baik. “We Are” oleh Jon Batiste, dengan paduan suara bergaya gospel, justru diuntungkan oleh soundstage yang lebar dan tuning yang vokal-forward, meski ini lebih merupakan pengecualian.
Soundbar ini diletakkan di atas kaki karet yang memiringkan unit sedikit ke atas agar driver mengarah ke kepala saat duduk. Untuk kombinasi meja, kursi, dan tinggi badan saya, sudut ini kurang cukup. Saya akhirnya menambahkan baterai AA di bawah setiap kaki untuk mendapatkan sudut yang lebih tajam. Meski tidak merekomendasikan trik spesifik ini, saya sarankan untuk mencari solusi serupa. Saat duduk dekat, kedua mode SuperWide akan terdengar jauh lebih baik jika sudut ini tepat.
Soundbar yang Solid
Penggunaan Stage Pro dengan TV 32 inci di kamar tidur memberikan pengalaman berbeda. Tidak seperti tempat tidur, TV kami tidak terletak di tengah ruangan. Dari sisi istri saya, sudut pandangnya melenceng sekitar 10 derajat; dari sisi saya, sekitar 30 derajat. Kami bisa memiringkan TV sedikit untuk mengkompensasi, namun perapian elektrik kecil yang menjadi tempat speaker tidak memungkinkan kami menyesuaikan sudut soundbar dengan fleksibel. Saat menggunakan speaker biasa seperti Sonos Beam, saya tidak menyadari hal ini sama sekali. Namun dengan Stage Pro dalam mode Far, sisi istri saya jelas berada dalam sweet spot, sementara sisi saya mendapatkan pengalaman yang kurang imersif. Beralih ke mode Near justru memperlebar jarak ini.
Sebagai eksperimen, saya memasang Stage Pro di ruang TV yang lebih besar. Soundbar ini mengejutkan saya, terutama dalam mode Far SuperWide, dengan suara yang terasa luas seolah berasal dari speaker yang jauh lebih besar. Sayangnya, subwoofer-nya tidak cukup kuat untuk mengimbangi soundbar utama, dan performa bass-nya terlalu lemah untuk dinikmati. Pelajaran berharga: Stage Pro lebih cocok di panggung kecil.
Untuk harganya, Creative Stage Pro adalah sistem speaker yang seru dan serbaguna, unggul dalam menyajikan suara sinematik yang imersif dengan kejelasan dialog yang sangat baik. Prosesing SuperWide-nya bukan sekadar hype, namun efeknya hanya akan terasa maksimal pada jarak pendek dengan driver yang mengarah langsung ke posisi dengar Anda. Jangan memaksanya mengisi ruangan lebih dari kamar tidur atau kantor kecil, dan Anda tidak akan kecewa.