Di saat kita kira dunia Hollywood tak bisa jadi lebih aneh lagi, seorang aktor hasil AI kini punya agen betulan untuk bersaing dapatkan proyek.
Tilly Norwood adalah seorang aktris sepenuhnya digital yang pembuatnya, Particle6, sedang menuai kritik tajam karena berusaha memberinya perwakilan. Eline Van der Velden, CEO perusahaan AI di balik Tilly, berusaha tenang dengan menyebut kreasi ini “sebuah karya seni” dan bukan pengganti manusia.
Norwood telah muncul dalam video YouTube dari Particle6, dan akun Instagramnya saat ini telah hampir mencapai 60.000 pengikut. Sebuah akun parodi dengan nama serupa juga telah bermunculan.
Jangan lewatkan konten teknologi yang tidak bias dan ulasan berbasis lab kami. Tambahkan CNET sebagai sumber pilihan di Google.
Tak mengherankan, aktor Hollywood sungguhan tidak merasa terhibur. Seperti dilaporkan oleh Variety, para bintang marah dengan ide bersaing melawan algoritma. Aktris Melissa Barrera secara blak-blakan menyatakan di akun Instagramnya, mengatakan kepada agen mana pun yang menandatangani alat AI untuk “menyadari situasi” dan bahwa ia berharap klien manusia mereka “meninggalkan mereka”.
Industri hiburan sedang memperdebatkan apakah alat AI akan menggantikan manusia. AI telah menjadi isu utama dalam pemogokan akting, dan awal tahun ini, sekelompok aktor Hollywood mengajukan petisi untuk melarang pelatihan AI pada karya berhak cipta.
Particle6 telah dikritik terkait masalah perwakilan agen Hollywood tradisional untuk kreasi AI. Baru-baru ini, Van der Velden mengumumkan bahwa perusahaan tersebut memisahkan diri menjadi agensi untuk kreasi AI yang disebut Xicoia. Namun, bukan berarti agensi utamanya akan berhenti menyediakan perwakilan tradisional untuk kreasi AI-nya.
“Xicoia menciptakan dan mengelola bakat AI (semacam manajemen IP) tetapi mereka juga bisa memberikan lisensi untuk perwakilan arus utama, jika diperlukan/diminta dan dianggap tepat,” jelas seorang juru bicara Particle6 kepada CNET.
Dalam sebuah postingan media sosial, Van Der Velden berkata, “Saya juga percaya bahwa karakter AI harus dinilai sebagai bagian dari genre mereka sendiri, berdasarkan merit mereka sendiri, daripada dibandingkan secara langsung dengan aktor manusia.”