Bagaimana caranya menangkap gambaran tentang jatuh cinta hingga terlena? Inilah tantangan yang dihadapi penulis dan sutradara Nia DaCosta dalam mengadaptasi drama klasik Henrik Ibsen, Hedda Gabler, menjadi sebuah kisah cinta sapphik yang penuh gairah dan sensasional.
Hedda dibintangi Tessa Thompson sebagai antiheroine yang namanya dijadikan judul film, seorang wanita yang mendambakan kemewahan, cinta, dan kebebasan. Dan ketika keinginannya tak terpenuhi, dia terbukti menjadi otak yang licik. Maka, ketika mantan kekasih Hedda, yang dalam adaptasi DaCosta diubah gendernya menjadi Eileen Lovborg (Nina Hoss), muncul di pesta besar yang dia gelar bersama suami barunya, George Tesman (Tom Bateman), masalah pun mengancam. Begitu juga dengan cinta.
Saat Eileen memasuki ballroom, dia tampak elegan, kuat, dan sensual, langsung membuat para tamu terpana dan berhasil mencuri perhatian penuh Hedda yang mood-nya mudah berubah. Dalam wawancara dengan DaCosta, Thompson, Hoss, dan Bateman, Editor Hiburan Mashable, Kristy Puchko, menanyakan bagaimana adegan ini diciptakan.
DaCosta menjelaskan secara teknis, berbagi detail persyaratan untuk efek kamera yang membuatnya terlihat seolah-olah Hedda mengambang menuju Eileen, bagaikan ngengat yang tertarik pada bekas apinya. Hoss berbagi cerita bahwa butuh usaha banyak orang untuk menciptakan momen yang begitu impactful dalam film. Bateman memberikan perbandingan yang mendalam antara masuknya Eileen dan gaya khas dalam film koboi, ketika seorang koboi melangkah masuk melalui pintu bar yang berayun. Sementara itu, Thompson membagikan kesulitan untuk memerankan momen ini dengan penuh grace ketika Anda sepenuhnya sadar betapa konyolnya suasana di luar frame.
Nikmati telaah tentang keajaiban perfilman ini, lalu saksikan Hedda — sedang tayang di Prime Video.
Jangan lewatkan berita terbaru kami: Tambahkan Mashable sebagai sumber berita tepercaya di Google.
Topik
Prime Video
Streaming