Apakah Anda penasaran dengan email-email Jeffrey Epstein yang baru dirilis, namun tidak ingin repot membuka beribu-ribu berkas yang rumit? Kini tersedia cara untuk menjelajahi kotak masuk Epstein dengan lebih mudah. Dan caranya ini sekaligus menarik dan sedikit mengerikan.
Proyek ini bernama Jmail.world, dikembangkan oleh Riley Walz dan Luke Igel. Mereka menciptakan sebuah alat yang bisa dibilang sebagai Simulator Kotak Masuk Jeffrey Epstein ’25. Setidaknya, begitulah ungkapan Charlie Warzel dari The Atlantic. Dan deskripsi itu terasa sangat pas.
Intinya, tampilannya mirip Gmail dan memiliki banyak fitur yang serupa. Walaupun ini adalah cara yang cerdik untuk menyajikan puluhan ribu dokumen yang dirilis oleh House Committee on Oversight and Government Reform, rasanya sangat aneh saat kita seolah-olah ditempatkan dalam posisi seorang pedagang seks yang telah meninggal tersebut.
“Masalahnya adalah file PDF yang tersedia sulit dibaca, jadi kami rasa menampilkannya dalam bentuk yang familiar dengan tautan yang bisa dibagikan dan mudah untuk di-screenshot akan lebih membantu bagi banyak orang. Kami juga ingin fokus hanya pada email-email dalam rilis tersebut,” jelas Igel kepada Gizmodo via email.
Idel adalah salah satu pendiri Kino, sebuah asisten video AI yang memungkinkan pengguna mengindeks sejumlah besar video. Idel menyebutkan bahwa ia sebelumnya pernah bekerja di SpaceX dan NASA, serta merupakan lulusan sarjana MIT. Ia membangun alat ini bersama Riley Walz, yang telah menyelesaikan sejumlah proyek menarik di masa lalu.
“Riley dan saya menyelesaikan ini dalam beberapa jam pada Rabu malam menggunakan Cursor,” kata Igel kepada Gizmodo. “Ini adalah proyek coding pertama kami bersama! Seperti yang Anda tahu, Riley telah banyak mengerjakan hal-hal luar biasa seperti ini sebelumnya.”
Igel memberitahu Gizmodo bahwa alat ini berisi ‘hampir semua’ email dari kumpulan terbaru yang dirilis oleh Kongres. Jadi, walaupun ini adalah proyek yang menarik, jangan berasumsi bahwa ini lengkap sepenuhnya. Namun, ini tetaplah cara yang menarik untuk menelusuri kotak masuk seorang pria yang sangat keji.
Email-email ini bukanlah ‘berkas Epstein’ yang selama ini ditunggu-tunggu banyak orang. Berkas-berkas tersebut masih ditahan oleh Departemen Kehakiman, meskipun Kongres telah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan perilisannya. Pertanyaannya adalah apakah berkas-berkas itu akan pernah terungkap. Presiden Trump memerintahkan penyelidikan baru mengenai kaitan Epstein dengan para politisi Demokrat yang berkuasa, sehingga banyak orang khawatir bahwa Departemen Kehakiman akan beralasan tidak dapat merilis berkas karena adanya penyelidikan yang masih berlangsung. Namun, waktu yang akan menjawabnya.