Untuk mengetahui ini, kamu perlu mengambil pensil dan melakukan perhitungan kasar.
Kamu akan membutuhkan beberapa informasi.
Pertama, ketahui perangkat apa yang akan dinyalakan. Catat semuanya, karena lupa mencatat teko kopi atau selimut pemanas bisa membuat perbedaan antara daya bertahan seharian atau habis sebelum hari berakhir.
Spesifiknya, kamu perlu tahu berapa daya (dalam watt) yang digunakan setiap perangkat. Informasi ini biasanya ada di label perangkat. Misalnya, pemanas mungkin memakai 1.000W, sementara mesin CPAP mungkin 60W. Angka ini menunjukkan konsumsi daya maksimal, dan kamu akan temukan bahwa konsumsi daya beberapa perangkat, seperti mesin CPAP, sangat berfluktuasi, sementara perangkat lain, seperti pemanas, konsumsinya cukup stabil.
Selanjutnya, kamu perlu tahu berapa lama perangkat akan dipakai dalam sehari atau di antara pengisian daya stasioner. Pemanas mungkin menyala dua jam, sementara mesin CPAP delapan jam.
Kapasitas stasioner daya diukur dalam watt-jam (Wh). Perangkat 1.000W yang menyala satu jam menggunakan 1.000Wh. Jadi, perangkat sama yang menyala dua jam butuh 2.000Wh. Pemanas termasuk perangkat paling boros daya yang sering dipakai orang.
Begitu pula, mesin CPAP 60W akan menghabiskan 60Wh per jam, jadi delapan jam pemakaian berarti 480Wh.
Total pemakaian energimu dalam 24 jam adalah 2.480Wh.
Dari sini, mungkin kamu pikir stasioner daya 2.500Wh cukup. Namun, kenyataannya tak ada yang sempurna, dan ada kehilangan energi dalam sistem. Patokannya, tambahkan 20% ke totalmu lalu bulatkan ke kapasitas tertinggi berikutnya. Jadi, kamu butuh stasioner daya berkapasitas sekitar 3.000Wh untuk memastikan cadangan daya cukup seharian.