SpaceX sedang mempersiapkan roket Starship untuk penerbangan uji coba mendatang, yang diperkirakan terjadi awal Agustus. Beberapa peluncuran terakhir roket ini tidak berjalan mulus, membuat SpaceX sedikit terpuruk saat mereka bergegas mengembangkan Starship yang benar-benar dapat digunakan ulang. Perusahaan ini sangat membutuhkan kemenangan sebelum rencana peluncuran tanpa awak ke Mars pada 2026, atau setidaknya agar roket tidak berakhir jadi puing hangus di dasar laut.
Minggu ini, SpaceX memindahkan Starship ke lokasi peluncuran di Starbase, Texas, untuk persiapan pra-penerbangan, seperti diungkapkan perusahaan di X. Langkah ini menandakan Starship semakin dekat dengan penerbangan uji ke-10, yang mungkin terjadi di minggu pertama Agustus. Setelah beberapa kegagalan terakhir, peluncuran Starship kali ini sangat krusial untuk kesuksesannya sebagai bagian penting dari program Artemis NASA dan rencana SpaceX mengirim misi berawak ke Mars pada 2029.
Penerbangan uji terakhir Starship pada Mei lalu mengalami sejumlah kegagalan. Meski roket mencapai kecepatan yang direncanakan, kebocoran bahan bakar menyebabkan hilang kendali, dan wahana itu hancur saat masuk kembali setelah gagal mencapai tujuan misi. Sebelumnya di Maret, penerbangan ke-8 terpaksa dihentikan karena kerusakan hardware di salah satu mesin Raptor, yang membuat roket berputar tak terkendali. Bahkan lebih awal lagi, Starship mengalami nasib serupa saat uji ke-7 di Januari ketika upper stage-nya meledak akibat getaran tak terduga di sistem propulsi sekitar 8,5 menit setelah peluncuran.
Banyak harapan tergantung pada penerbangan mendatang Starship, tapi proyek ini sudah menghadapi masalah besar sebelum uji static fire. Upper stage setinggi 171 kaki (52 meter) yang awalnya direncanakan untuk uji ke-10 meledak di fasilitas tes SpaceX di Massey dekat Starbase pada 18 Juni. Ledakan diduga disebabkan kegagalan tangki nitrogen bertekanan di bagian muatan, yang oleh pendiri sekaligus CEO SpaceX, Elon Musk, disebut cuma "lecet kecil".
SpaceX dikenal suka menetapkan target waktu tidak realistis dan memberi toleransi kesalahan selama pengembangan roketnya, dan Starship tak berbeda. Tapi semoga saja pada penerbangan ke-10 ini, roket setidaknya bisa kembali ke Bumi dalam satu utuh dan mengakhiri rentetan buruknya.