Sepatu Sensus Vivobarefoot: Seperti Sarung Tangan untuk Kaki Anda

Sepatu Tanpa Alas: Tren atau Solusi Kesehatan?

Cinta atau benci, sepatu tanpa alas memang memicu perdebatan. Tapi, mereka kini jadi bisnis besar, baik di dunia fashion (bidang yang bukan keahlianku) maupun kesehatan dan kebugaran. Ini perkembangan yang relatif baru. Sebelum 2019, aku seperti kebanyakan orang—memakai sepatu berlapis tebal karena itulah yang dijual perusahaan sepatu modern. Tapi, aku juga punya kebiasaan lama berjalan tanpa alas kaki sejak kecil di pantai.

Seperti banyak orang yang tertarik sepatu tanpa alas, aku mulai merasakan sakit di kaki. Tumitku nyeri saat berjalan. Masalahnya adalah plantar fasciitis, dan saran umumnya adalah memakai sepatu dengan bantalan lebih tebal. Namun, aku membaca cerita orang-orang yang sembuh dari masalah kaki dengan berjalan tanpa alas atau beralih ke sepatu "zero drop"—di mana solnya rata dari ujung kaki hingga tumit. Istriku juga beralih setelah operasi kakinya gagal memperbaiki masalahnya, dan sejak itu ia tak pernah lagi mengeluh.

Konstruksi Kokoh


Foto: Xero

Banyak orang mulai tertarik dengan sepatu tanpa alas—terutama sandalnya. Beberapa merek fashion seperti Miu Miu baru-baru ini meluncurkan versi mahal dari sandal paracord Xero Genesis.

Konsep sepatu tanpa alas adalah menghilangkan dukungan lengkung, memperlebar bagian depan agar jari kaki bisa merenggang, dan membiarkan kaki bergerak secara alami. Tahun 2020, aku menulis tentang pengalamanku dengan Xero Z-Trails, lalu beralih ke Z-Treks yang lebih minimalis. Sampai sekarang, aku masih memakai Z-Treks.

Sepatu tanpa alas (bukan sandal) lebih sulit ditemukan. Vibram FiveFingers adalah yang paling ikonik, tapi desainnya terlihat aneh. Solusiku selama ini adalah memilih iklim di mana Z-Treks cocok dipakai. Hidup di RV membantuku memilih cuaca yang sesuai. Tapi, cuaca buruk tetap datang, dan memiliki setidaknya satu pasang sepatu favorit itu menyenangkan.

MEMBACA  Petunjuk dan jawaban Edisi Olahraga Koneksi NYT untuk 21 Desember: Tips untuk Memecahkan Koneksi #89

Akhir tahun lalu, Vivobarefoot meluncurkan Sensus. Didirikan tahun 2012 oleh Galahad dan Asher Clark (ya, Clarks itu), merek ini fokus pada sepatu super tipis yang membuatmu merasakan tanah. Yang langsung kusukai dari Sensus adalah solnya yang tipis (3 mm). Vivobarefoot mengirimiku sepasang untuk diuji, dan kini itu jadi sepatu favoritku (meski desainnya—menurut putriku—"seperti peri").

Untungnya, aku lebih peduli pada kenyamanan daripada penampilan. Sensus pas di kakiku seperti sarung tangan. Tak ada insole, hampir tak ada bantalan, hanya sol yang cukup untuk melindungi dari benda tajam.

Konstruksi Kokoh


Foto: Scott Gilbertson

Ini sepatu yang sangat kokoh dan tahan lama. Jahitan di bagian bawah—yang awalnya mengkhawatirkanku—masih utuh setelah hampir setahun. Solnya juga bisa diganti.

Desain uniknya bukan sekadar untuk gaya "peri", tapi juga meningkatkan ruang gerak kaki saat berjalan.