Apakah akhir musim dari serial populer Squid Game dari Netflix Korea Selatan sudah bagus?
Tergantung siapa yang ditanya, sepertinya nggak juga. Kalau lihat obrolan online yang gak ada habisnya, banyak penonton merasa akhirnya kurang memuaskan—bukan karena ceritanya gak jelas (meskipun bisa dibilang memang begitu), tapi karena nasib karakter-karakternya terlalu suram.
Buat yang lain—terutama yang punya banyak waktu luang—ini jadi alasan sempurna buat nyalain Google Veo 3 dan bikin akhir cerita versi mereka sendiri.
Spoiler alert, tapi akhir Squid Game Musim 3 memang sangat kelam. Baik musim ini maupun sebelumnya mengeksplorasi konflik ideologi antara Gi-hun, tokoh utamanya, dan Frontman (Lee Byung-hun), dengan Musim 3 akhirnya memihak pandangan nihilistiknya tentang manusia. Di akhir cerita, Gi-hun dihadapkan pada pilihan mustahil: selamatkan diri sendiri, atau korbankan segalanya buat lindungi bayi baru lahir dari Pemain 222 saat game terakhir. Dia memilih yang terakhir, mengorbankan nyawanya supaya bayi itu—yang dibuat dengan CGI agak aneh—bisa hidup.
Penonton gak suka.
Tweet ini tidak tersedia. Mungkin sedang loading atau sudah dihapus.
Tweet ini tidak tersedia. Mungkin sedang loading atau sudah dihapus.
Tweet ini tidak tersedia. Mungkin sedang loading atau sudah dihapus.
Tentu saja, fanfiction dan akhir alternatif udah biasa. Tapi pake AI buat visualisasi akhir itu masih terbilang baru—dan jujur aja, agak aneh buat ditonton. Di TikTok dan Instagram, kreator yang pakai Google Veo 3 udah bikin versi lain dari endingnya. Ada yang nunjukkin Gi-hun nendang bayi CGI dari panggung; ada juga yang nampilin Player 222 selamat dari permainan lompat tali dan bawa anaknya. Ada juga yang Gi-hun berkelahi pake pisau sama bayinya. Bener-bener nggak nyaman dilihat.
Banyak hal yang bisa dibahas soal akhir Squid Game—seperti bagaimana melanjutkan serial ini setelah musim pertama justru melemahkan kritik aslinya terhadap kapitalisme. Tapi ada hal lain di sini: tren makin banyak orang yang pengen “memperbaiki” cerita yang sengaja dibuat buat bikin penonton gak nyaman, pakai AI.
Apakah video-video hasil AI ini harus dianggap serius? Nggak juga. Tapi ini juga jadi gambaran ke mana arahnya—menuju masa depan di mana siapa aja bisa dengan mudah mengubah cerita sesuai versi yang mereka suka.
Apakah ini menarik atau bikin risih, tergantung dari cara kamu melihat game ini sendiri.
Best Curated Amazon Prime Day Deals
Produk yang tersedia untuk pembelian melalui tautan afiliasi dipilih oleh tim merchandising kami. Jika Anda membeli sesuatu melalui tautan di situs kami, Mashable mungkin mendapatkan komisi afiliasi.
Topics
Artificial Intelligence
Netflix