Anak-anak yang diteror oleh monster supranatural bukanlah hal baru dalam genre horor, tapi belakangan ini memang terasa sering terjadi. Baru-baru ini, kita berkenalan kembali dengan Vecna dari Stranger Things, yang kini didukung militer—bantuan yang tidak ia minta tapi jelas dimanfaatkannya.
Namun kini, hanya seminggu lebih setelah kedatangan yang dinanti-nanti musim kelima Stranger Things, It: Welcome to Derry merilis episode yang menyatakan penjahatnya sebagai yang terbaik dalam hal menjadi yang terburuk. Dan jika kamu mengira kata jamak itu salah—bahwa Pennywise sang Badut Menari, tokoh yang tertawa mengerenyit di kedua film Andy Muschietti, adalah satu-satunya—pikir lagi. Serial ini dengan cermat meletakkan fondasi untuk klimaks besarnya sepanjang waktu, dan kejadian mengejutkan di episode ketujuh benar-benar memuaskan, lalu memberikan satu twist besar terakhir, sekadar untuk bersenang-senang.
Jadi, dengan pemikiran itu, mari kita uraikan ragam monster yang ditampilkan di It: Welcome to Derry. Kita jelas tak bisa merankingnya karena semuanya mengerikan, tapi mereka juga mengerikan dengan cara yang berbeda-beda.
Ingrid Kersh
© HBO
Ingrid (Madeleine Stowe) mendapat latar belakang mendalam dalam episode “In the Name of the Father” pekan lalu, dan Welcome to Derry menggali lebih dalam minggu ini, kembali ke tahun 1908 untuk menunjukkan kehidupan Ingrid bersama ayahnya, Bob Gray, Pennywise sang Badut Menari yang asli. Dialah manusia sesungguhnya di bawah riasan, sebelum entitas di hutan Derry menguasainya.
Kita tidak persis melihat apa yang terjadi saat dia “diambil”, dan kita juga tidak tahu pasti mengapa entitas memutuskan wujud Pennywise adalah bentuk idealnya. Tapi ada beberapa petunjuk. Selama pertunjukan di karnaval kecil yang sama yang kita lihat di episode tiga—yang menampilkan kilas balik Shaw dan Rose—kita melihat seorang anak tanpa ekspresi memandang badut dari kejauhan, mengamati efek badut pada penonton yang dipenuhi anak-anak. Kemudian, anak itu muncul saat Bob beristirahat merokok (wig dilepas, riasan luntur) dan meminta bantuan. Bob awalnya enggan (ia bahkan berkata, “Pergi!”), tapi akhirnya setuju untuk pergi ke hutan.
Dalam beberapa adegan saja, Bill Skarsgård berkesempatan mengeksplorasi sisi baru dari karakternya yang ikonik, dan ia tidak menyia-nyiakan satu detik pun. (Ia juga bisa merekayasa balik suara Pennywise yang menyeramkan menjadi sesuatu yang lebih duniawi; seperti Bob sendiri, suaranya punya keceriaan terpaksa yang hampir menutupi kesedihan mendasar di baliknya.)
Bob jelas merindukan masa kejayaannya bekerja di sirkus besar—tempat anak-anak nakal tidak berlari ke panggung di akhir pertunjukan dan menarik wig dari kepalanya. Tapi ia baik pada Ingrid dan mendukung mimpinya untuk tampil, memuji usahanya saat ia memamerkan riasan, kostum, dan wignya. Ia bahkan menyarankan ia menggunakan nama panggung “Periwinkle”, seperti yang pernah dilakukan ibunya.
Ingrid dewasa masih berpegang erat pada memori ikatan ayah-anak itu sekuat tenaga; lebih dari 50 tahun kemudian, ia masih mencari persetujuan Ayah. Kita sudah mengetahuinya di episode pekan lalu. Tapi di episode tujuh, kita tahu betapa rumitnya hal itu. Seperti yang kamu ingat, ia meminta bantuan Charlotte Hanlon (Taylour Paige) untuk membawa Hank Grogan (Stephen Rider) ke Black Spot. Saat itu, penonton mengira itu karena Ingrid ingin kekasih rahasianya tetap aman setelah melarikan diri dari bus penjara.
Tapi tidak. Ia ingin bertemu “Papa” lagi. Kali ini, caranya melibatkan suaminya, Stan, dan kroni-kroninya yang rasis.
“Aku tahu mereka akan datang jika mengira dia ada di sini,” katanya pada Pennywise yang agak bingung, menggambarkan rencananya untuk memancingnya keluar dengan menggunakan Hank sebagai umpan. “Dan akan ada darah, rasa sakit, dan ketakutan, dan aku tahu kau tidak akan bisa menolaknya.”
Jadi sekarang sudah jelas: selama ini, Ingrid berkomplot dengan satu tujuan tunggal. Kebaikannya pada Lilly? Hubungannya dengan Hank? Berpakaian seperti Periwinkle dulu? Semua itu adalah bagian dari skema kejinya untuk bertemu ayahnya lagi.
Pertemuan itu sangat singkat, ternyata. Pennywise, yang sudah muak dengan wanita cengeng ini, mengumumkan waktunya untuk tidur panjang 27 tahun lagi—dan saat ia membantah, reaksi kejamnya cukup membuatnya akhirnya menyadari bahwa Pennywise ini bukan ayahnya.
Ini tidak berakhir baik untuk Ingrid—sinar kematian itu akan membuatmu pingsan—dan ia kini sepenuhnya menjadi alat entitas tersebut. Kita bisa berasumsi inilah bagaimana Beverly bisa bertemu dengannya beberapa dekade kemudian di It: Chapter Two, di mana saat itu ia telah menjadi salah satu wujud mengerikan Pennywise.
Clint Bowers dan kroni-kroninya
© HBO
Penggemar Stephen King sudah tahu pembakaran Black Spot akan datang, dan episode tujuh menghadirkan semua api, teror, penderitaan, dan kekejaman yang bisa kamu harapkan.
Clint Bowers (Peter Outerbridge, aktor yang sudah dibenci penggemar The Expanse) yang baru saja dicopot dari jabatannya sebagai kepala polisi Derry, mengumpulkan semua teman sefikiran, termasuk Stan Kersh. Dengan wajah tertutup topeng Halloween murahan, para pria itu mendatangi Black Spot dan menerobos masuk dengan senjata, menuntut para pengunjung—kebanyakan prajurit kulit hitam, dengan beberapa warga sipil dan remaja yang ketakutan—untuk menyerahkan Hank Grogan.
Saat pengunjung Black Spot menolak dan mengacungkan senjata mereka sendiri, Bowers dan kawanan mundur. Tapi kemudian kita mendengar mereka membarikade pintu sebelum membakar tempat itu dan mulai menembak melalui dinding. Urutan adegan ini terasa berlangsung selamanya saat kepanikan ekstrem melanda. Dick Hallorann (Chris Chalk) berhasil menerobos papan lantai dan menyelamatkan Hank, putrinya Ronnie (Amanda Christine), dan Will Hanlon (Blake Cameron James). Rich (Arian S. Cartaya) heroik menyelamatkan Marge (Matilda Lawler) dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Dan sementara Hallorann juga berhasil lolos dari kobaran api, ia kini diteror secara agresif oleh arwah yang gelisah. Bahkan Pennywise muncul untuk mengolok-oloknya.
Ini adalah tragedi yang tak terbayangkan, hampir dua puluh empat orang tewas, dan kita mendengar laporan berita radio yang menyepelekannya sebagai “kebakaran listrik”, menggunakan istilah rasial yang ketinggalan zaman sambil menggambarkan tempat itu sebagai “speakeasy ilegal”. Setelahnya, ibu Will, Charlotte, menempatkan kesalahan pada tempatnya: “Bukan makhluk itu yang menyalakan api tadi malam,” katanya. “Kota inilah monsternya.”
Jenderal Shaw
© HBO
Jenderal Shaw (James Remar) sejak awal adalah karakter yang rumit. Orang nomor satu di Pangkalan Angkatan Udara Derry ini sangat patriotik. Ia sama sekali tidak mentolerir rasialisme dalam barisannya. Ia punya sejarah di Derry—ia adalah cinta masa kecil Rose (Kimberly Guerrero)—dan pernah mengalami pertemuan dekat yang tidak nyaman dengan monster yang menghantui hutannya. Ia salah satu dari sedikit yang memahami kekuatan sejatinya dan entah bagaimana berhasil membawa militer untuk mendukung skema gilanya untuk menjebak dan mempersenjatai entitas tersebut.
Tapi misi yang dipertaruhkan nyawa oleh Mayor Leroy Hanlon (Jovan Adepo) dan Hallorann? Yang menyebabkan kematian Kapten Russo (Rudy Mancuso)? Yang coba dihalangi Rose, atas nama masyarakat Adat? Itu bukan seperti yang kita kira. Selama ini, penonton diarahkan untuk percaya bahwa Shaw mencoba menjebak entitas untuk tujuan yang terkait Perang Dingin. Tapi kita semua salah paham “perang” mana yang menjadi sasarannya.
Lima menit terakhir episode tujuh mengupas lapisan-lapisan Shaw, hingga Hanlon berteriak tepat, “Kau benar-benar gila!” pada atasannya setelah mengetahui kebenaran.
Hallorann membantu anak buah Shaw menemukan salah satu “pilar”, yang dikubur dan dilindungi dengan hati-hati oleh suku Adat setempat, yang telah mengurung entitas di dalam Derry selama berabad-abad. Pemahamannya adalah, para prajurit akan menggunakan pengetahuan mereka tentang lokasi pilar itu untuk mulai memperkecil penjara entitas, akhirnya menemukan lokasi pastinya.
Tapi Shaw malah memerintahkan pilar tersebut, serpihan bintang yang membungkus alien saat jatuh ke Bumi, dibawa ke pangkalan. Ternyata ia berencana meleburnya, mempelajarinya, dan menggunakan kekuatannya yang menghasilkan ketakutan terhadap rakyat Amerika.
Ya. “Ancaman terbesar bagi negara ini bukan dari luar,” katanya pada Hanlon yang tak percaya. “Tapi dari dalam. Orang Amerika saling bertengkar… negara ini retak.” Ia mencoba mencegah perang saudara lain, jelas Shaw, dan “satu-satunya hal yang benar-benar membuat orang mendengarkan adalah ketakutan.”
Mendengarkan—atau mematuhi? Dan dengan biaya apa? Makhluk ini memangsa anak-anak, bagaimanapun! Shaw tidak persis berkata “Jadikan Amerika Derry Lagi”, tapi… ya. Ia bertekad untuk menyelesaikan ini. Dan ia tidak akan membiarkan siapa pun menggagalkan rencana besarnya. Kecuali mungkin seorang badut yang baru saja terbebas akan mengacaukan pesta di finale musim minggu depan?
Pennywise sang Badut Menari
© HBO
Jangan lupakan si jahat orisinal dalam semua ini. Entitasnya tidak bisa dikendalikan. Rose tahu ini. Hanlon dan Hallorann tahu ini. Kita tahu ini. Semua orang kecuali Shaw dan bawahannya telah menerima ini sebagai fakta.
Saat Shaw memerintahkan pilar dicabut dari tanah Derry, ia “membiarkan pintu kandang terbuka”, seperti yang tepat dikatakan Hanlon. Shaw semakin yakin saat Hallorann mengaku tidak bisa lagi merasakan makhluk itu secara psikis dan menyimpulkan siklus tidurnya berikutnya telah dimulai.
Tapi Shaw tidak memperhitungkan matanya yang terbuka lebar penuh semangat saat menyadari kebebasan barunya. Tampaknya ada sedikit waktu tambahan untuk membunuh!
Pada akhirnya, Pennywise akan perlu tidur siangnya. Ia harus beristirahat dengan baik sebelum bertemu Klub Loser pada tahun 1989. Tapi masih ada satu episode lagi It: Welcome to Derry—dan beberapa urusan yang harus diselesaikan sebelum kita menyaksikan akhir musim ini.
Finale It: Welcome to Derry tayang 14 Desember di HBO dan HBO Max.
Ingin berita io9 lainnya? Cek jadwal rilis terbaru Marvel, Star Wars, dan Star Trek, informasi lanjutan untuk DC Universe di film dan TV, serta semua yang perlu kamu tahu tentang masa depan Doctor Who.