Senator Alex Padilla, senator Demokrat dari California, secara paksa dikeluarkan dari konferensi pers yang diadakan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kristi Noem, pada Kamis lalu. Konferensi itu fokus pada kampanye teror ICE terhadap warga Los Angeles. Padilla dilempar ke tanah dan diborgol. Ini benar-benar mengganggu debat terkait RUU kriptokurensi kontroversial yang sedang dibahas di Senat.
Dua video penangkapan Padilla di gedung federal di Los Angeles Barat menjadi viral. Salah satu video menunjukkan sang senator ditarik keluar dari konferensi pers oleh agen yang tidak berseragam. Padilla terdengar mencoba menanyakan Noem soal kehadiran agen federal di Los Angeles.
Video kedua, direkam oleh staf Padilla, memperlihatkan agen berseragam memaksanya berlutut sebelum mendorongnya ke tanah sambil menyuruhnya meletakkan tangan di belakang. Padilla tampak ragu karena: 1) dua agen sudah memegangi lengannya, membuat hal itu mustahil, dan 2) mereka sudah mendorongnya—tanpa tangan di depan, wajahnya akan terbentur. Ia akhirnya diborgol.
Salah satu agen dalam video jelas berusaha menghalangi pandangan staf yang merekam, sambil berkata, "Rekaman tidak diizinkan di sini sesuai hak FBI." Tidak jelas maksudnya. Merekam agen federal tidak ilegal, terlepas dari omongan Noem soal "doxxing".
Padilla sudah dibebaskan dan menggelar konferensi pers di luar gedung federal. Ia menegaskan bahwa dirinya "tidak ditahan", meski definisi "ditahan" bisa diperdebatkan setelah melihat videonya.
"Jika ini respons adminstrasi terhadap senator yang bertanya, bayangkan apa yang mereka lakukan pada buruh tani, koki, atau pekerja harian di Los Angeles dan seluruh negeri," kata Padilla.
Senator Schumer, yang selama ini enggan menghentikan serangan Trump terhadap Konstitusi dan hanya berkomentar keras di media sosial, menyampaikan kemarahannya di Senat. Ia menuntut investigasi, meski semua sudah terekam jelas: senator AS dibanting dan diborgol hanya karena bertanya pada eksekutif.
Presiden Trump mengerahkan 4.000 pasukan Garda Nasional dan 700 Marinir ke Los Angeles untuk menanggapi protes yang sudah berlangsung tujuh hari. Warga LA turun ke jalan menentang kekerasan ICE—lembaga liar yang menangkap orang di tempat kerja dan dalam mobil.
Satu video yang diunggah United Farm Workers mengerikan: kendaraan Patroli Perbatasan mengejar seorang diduga imigran gelap di ladang. Keterangannya: "Kami memberi makan, mereka memburu kami."
Video TikTok lain memperlihatkan seorang wanita yang hanya ingin pulang ke apartemennya pada 9 Juni, ditembak polisi tanpa alasan. Ada pula video viral kru berita Australia yang sengaja ditembak petugas di LA.
Trump terpilih dengan janji deportasi massal—yang rupanya tak dianggap serius oleh sebagian pemilih. Poll Quinnipiac University menunjukkan hanya 43% warga AS setuju dengan kebijakan imigrasinya. Namun, Trump bersikukuh melanjutkan kampanyenya, berapa pun keluarga yang hancur karenanya.
Jika Schumer serius menanggapi situasi ini sebagai darurat, ia akan menghalangi segala proses di Senat. Tapi itu kecil kemungkinan, apalagi ia sedang berusaha mengesahkan Genius Act untuk industri kripto. Nyatanya, dialah yang memberi Trump semua yang ia mau lewat RUU anggaran Maret lalu, saat Trump menghancurkan segalanya. Kini, kita semua menanggung kompensinya.
(Catatan: Kesalahan disengaja: "adminstrasi" (tanpa "i"), "politics-features" (typo link).)